Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Menteri Susi Diinterupsi Alumni UI

Kompas.com - 04/02/2018, 00:05 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti berbicara blak-blakan dan terbuka di hadapan alumni FEB dan FISIP Universitas Indonesia, Sabtu (03/02/2018).

Dalam acara diskusi yang digagas Bela Negara FEB Universitas Indonesia ini, Menteri Susi menjelaskan  tentang beberapa kebijakan Kementerian yang dipimpinnya. Juga menjelaskan soal silang pendapat antara dirinya dengan beberapa petinggi negara lainnya soal kebijakannya menenggelamkan kapal asing yang tertangkap menjarah ikan di perairan Indonesia.

Ia menyebut, berdasar data yang dikumpulkan, antara 2003 hingga 2013 terjadi penurunan tenaga nelayan di Indonesia hingga mencapai 50 persen. "Dalam kurun satu dekade tersebut terjadi penurunan tenaga nelayan dari satu setengah juta menjadi sekitar 800 ribu tenaga nelayan di seluruh Indonesia,"  katanya.

Setelah menjabat sebagai Menteri Perikanan dna Kelautan pada kabinet Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada 2014 lalu, ia baru tahu penurunan ini terjadi karena memang ikan di perairan kita mulai habis. "Setelah mencari tahu lebih jauh lagi, penyebabnya ya itu masuknya ratusan bahkan ribuan kapal asing yang menguras kekayaan lautan kita."

Namun ia kemudian menemukan fakta bahwa hal ini bsia terjadi karena memang lemahnya sistem  yang ada.  "Saya katakan kepada Presiden bahwa kelemahan yang terutama adalah  sikap korup pada oknum-oknum aparat negara. Mereka inilah yang meloloskan kapal-kapal asing untuk  mencari ikan di wilayah kita."

Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti bersama alumni FEB dan FISIP Universitas Indonesia, Sabtu (03/02/2018)Tjahjo Sasongko/Kompas.com Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti bersama alumni FEB dan FISIP Universitas Indonesia, Sabtu (03/02/2018)

Menteri Susi juga menyebut  tindakan ia membakar kapal-kapal pencuri ikan sebenarnya hanyalah "show of force" bahwa negara  itu concern dan punya kekuatan untuk melawan  penyelewengan. "Kalau ada tindakan penenggelaman kapal, pasti ini jadi semacam terapi kejut buat kapal-kapal lain yang biasa bertransaksi dengan oknum di tengah lautan," katanya. "Biasanya  mereka akan mengatakan, kapal telah ditenggelamkan oleh Susi. Biarin saja..."

Ketika disebutkan ada keberatan dari beberapa negara terhadap tindakan penegggelaman kapal, Susi memilih tidak konfrontatif. "Saya panggil saja duta besar negara yang katanya keberatan. Saya katakan tolong bantu saya untuk mengatasi hal ini dengan mengatakan persoalan yang kami hadapai ke pemerintah anda," lanjut Susi.

Pertemuan Meteri Susi Pudjiastuti dnegan alumni FEB dan FISIP UI ini berlangsung di Kementerian Perikanana dan Kelautan, Jakarta Pusat. Alumni FEB UI antara lain hadir mantan Gubernur Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom yang bertindak sebagai moderator.

Dalam diskusi ini, Menteri Susi dihujani pertanyaan dan interupsi  dari para alumni yang menanyakan kebijakan Kementerian yang dipimpinnya, juga masalah hambatan yang di hadapinya baik dari eksternal mau pun internal.

Para alumni yang minimal berstatus sarjana S1 dan sudah menjadi praktisi di banyak bidang ini beberapakali menginterupsi Menteri Susi tentang adanya kesenjangan antara kebijakan yang digariskannya ddengan pelaksanaan di lapangan. "Itulah makanya saya sering dianggap sebagai setan oleh para pelanggar peraturan, termasuk anak-anak buah saya dulu. Kalau istilah mereka, dari saya bisa, tetapi masih ada Bu Susi ha.. ha.."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com