JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memikirkan cara menghadapi warga bantaran sungai yang menolak direlokasi. Sandiaga ingin memperlihatkan rusun yang akan ditempati terlebih dahulu sebelum merelokasi mereka.
"Kami harus ajak dialog dan kami harus perlihatkan tempat pindahnya kemana. Jadi, mereka punya bayangan," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2018).
"Supaya mereka ada touch and feel, di mana mereka akan tinggal setelah itu," tambahnya.
Baca juga: Sandi Minta Korban Banjir Dipindahkan dari Trotoar ke Penampungan
Sandiaga menceritakan pengalamannya meninjau banjir di Kampung Arus, Jakarta Timur. Kata dia, warga di sana sudah nyaman puluhan tahun tinggal di tempat itu.
Saat itu, Sandiaga melihat sendiri banyak warga yang menolak dievakuasi dari rumah mereka. Alasannya, mereka sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.
"Padahal, kalau misalnya air naik sedikit lagi, berbahaya buat mereka. Mereka mungkin sudah biasa, tetapi kami ingin kehidupan mereka dan anak cucu mereka lebih baik lagi ke depan," ujar Sandiaga.
Baca juga: Cerita Warga Cawang Arus soal Banjir Besar Lagi Setelah 5 Tahun
Oleh karena itu, dia ingin memperlihatkan tempat tinggal baru kepada warga terlebih dahulu jika nanti melakukan relokasi. Untuk Kampung Arus, katanya, sebenarnya sudah ada warga yang setuju apabila pemerintah mau melakukan normalisasi.
Ia akan bergerak cepat menjalankan program normalisasi itu.
"Ini harus kami tangkap dan gerak cepat kalau mereka berubah pikiran. Kami siapkan programnya sesuai keinginan kita mengelola air ini lebih baik lagi," ujarnya.
Baca juga: Sinyal Sandiaga Melanjutkan Normalisasi Sungai...
Meski demikian, Sandiaga belum memastikan akan melakukan relokasi dalam waktu dekat. Apalagi, beberapa rusun saat ini sudah penuh.
Sandiaga mengatakan, pemerintah daerah juga masih menampung aspirasi warga mengenai lokasi yang bisa dinormalisasi.