JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Urusan Kedokteran Forensik (Kaurdoksik) Bidokkes Polda Metro Jaya Muhammadiah kerap menjumpai orang yang diamankan polisi mencoba menghindar saat akan diperiksa polisi.
"Sering ada orang yang kena kasus bohong, waktu di-BAP (berita acara pemeriksaan) ngakunya sakit," ujarnya ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).
Hal yang sama diungkapkan Riris, salah satu dokter yang bertugas di Poli Umum Klinik Bidokkes Polda Metro Jaya.
"Saya pernah dipanggil ke ruang BAP. Ada yang lagi diperiksa ngaku sesak nafas, katanya punya riwayat sakit jantung," ujar dia ketika ditemui di lokasi yang sama.
Baca juga : Seorang Tahanan Kasus Narkoba Meninggal usai Telan Sabu 5 Gram
Karena peralatan kesehatan di Mapolda Metro Jaya terbatas, Riris membuat surat rujukan agar orang tersebut diperiksa lebih lanjut ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Sesampainya di rumah sakit, kata dia, orang tersebut dinyatakan sehat. "Sampai di Kramat Jati ternyata dia sehat-sehat saja, tidak sakit. Hal seperti ini sering terjadi. Mungkin pikir mereka kalau sudah ngaku sakit pemeriksaan dihentikan," kata Riris.
Ia juga menyampaikan, trik-trik semacam ini bukan hanya dilakukan pelaku kejahatan yang tengah menjalani proses BAP.
Tahanan yang tengah menunggu berkas perkara lengkap untuk disidangkan pun kerap menggunakan trik yang sama.
"Tahanan juga ada yang ngaku sakit, kami rujuk ke RS Kramatjati untuk dirawat. Pikirnya mungkin di RS itu enak, bisa lebih bebas," ucapnya.
Baca juga : Kepala Pemabuk Ini Terjepit di Antara Jeruji Besi Sel Tahanan
Padahal, lanjut Riris, di RS Krmatjati pun para tahanan tak akan diperlakukan seperti pasien umum.
Pasien tahanan tetap akan berada di satu ruangan tertutup dengan penjagaan ketat dan tak ada keluarga yang boleh mendampingi.
"Di sana (RS) lebih tidak enak. Makanya ada tahanan tang malah minta dikembalikan ke ruang tahanan dan kapaok tidak mau dirawat inap lagi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.