Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesehatan Tahanan Polda Metro Jaya Juga Diperhatikan, Ini Buktinya...

Kompas.com - 08/02/2018, 12:27 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com  Pernahkah Anda membayangkan rasanya menjadi seorang tahanan?

Hidup di balik jeruji besi dengan berbagai keterbatasan, tak dapat bertemu sanak saudara dalam jangka waktu yang tak menentu, belum lagi proses sosialisasi dengan tahanan lain di dalam lapas yang belum tentu bersahabat.

Begitulah gambaran kehidupan para tahanan di Mapolda Metro Jaya.

Puluhan bahkan ratusan pelaku kejahatan dimasukkan ke dalam jeruji besi untuk menunggu berkas perkara lengkap dan siap disidangkan.

Baca juga: Cerita Dokter Cantik yang Pilih Obati Penjahat Sakit di Mapolda Metro Jaya...

Lalu, bagaimana jika para tahanan sakit?

"Mungkin kebanyakan orang mengira hidup di tahanan itu betul-betul menderita dan tak memperhatikan aspek kemanusiaan. Memang keras kehidupan di tahanan, tetapi kami juga masih memperhatikan kesehatan para tahanan," ujar Kepala Urusan Kedokteran Forensik Bidokkes Polda Metro Jaya Muhammadiah saat ditemui Kompas.com, Kamis (8/2/2018).

Muhammadiah mengatakan, setidaknya ada tiga tahapan pemeriksaan kesehatan sebelum pelaku kejahatan ditahan.

Tahap pertama, saat para tersangka selesai menjalani pemeriksaaan dan telah direkomendasikan dilakukan penahanan untuk kepentingan penyidikan.

Baca juga: Mantan Ajudan Setya Novanto Kini Bertugas di Polda Metro Jaya

Peralatan kesehatan di Poli Jantung Bidokkes Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Peralatan kesehatan di Poli Jantung Bidokkes Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).
"Sesudah di-BAP kami cek kondisi kesehatannya. Kalau memang yang bersangkutan mengalami sakit dan perlu dirawat, ya, kami terbitkan surat rujukan ke RS Kramatjati, Jakarta Timur," katanya.

Setelah menjalani masa tahanan, tim dokter dari Bidokkes Polda Metro Jaya rutin mengecek kesehatan para tahanan.

"Kami melakukan pengecekan kesehatan dua kali dalam seminggu. Kami datang ke lapas, kami kosongkan satu ruangan, dan setiap tahanan kami periksa. Kalau ada keluhan sakit, kami akan beri obat. Kalau butuh penanganan khusus, kami bawa ke klinik kami," ujar Muhammadiah.

Baca juga: Sultan Brunei Laporkan Akun @anti_hassanal ke Polda Metro Jaya

Pemeriksaan terakhir dilakukan saat berkas perkara tersangka dinyatakan P-21 alias lengkap oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

"Kalau sudah P-21, kan, semua barang dan alat bukti beserta tersangka akan kami limpahkan. Sebelum tersangka dipindahkan, kami cek ulang kondisi kesehatannya," katanya.

Melihat klinik Mapolda Metro

Peralatan kesehatan di Poli Gigi Bidikkes Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Peralatan kesehatan di Poli Gigi Bidikkes Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).
Klinik Bidokkes Polda Metro Jaya terletak di samping gedung Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, tepatnya di seberang masjid Polda Metro.

Gedungnya tak terlalu luas dan tampak seperti bangunan lama yang dicat coklat muda.

Memasuki pintu utama klinik Bidokkes, meja-meja berjajar di samping alat pengukur tinggi dan berat badan. Dua tempat tidur diletakkan di bagian depan dan dibatasi dengan kain pembatas.

Baca juga: Polisi Tahan Jennifer Dunn di Rutan Polda Metro Jaya

Berkas-berkas pemeriksaan medis tertumpuk di atas meja-meja tersebut.

"Ini adalah unit gawat darurat (UGD) Polda Metro Jaya," kata Muhammadiah.

Di tempat ini, lanjutnya, penanganan pertama untuk tahanan yang sakit.

Memasuki bagian dalam klinik, sejumlah ruangan dibangun berjajar dan dipasang papan keterangan poli.

Baca juga: Jennifer Dunn Resmi Ditahan di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya

Apotek Bidokkes Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Apotek Bidokkes Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).
"Di sini ada poli jantung, poli mata, poli kandungan, poli THT, poli jiwa, poli umum, dan poli gigi. Ada laboratorium dan apotek juga," ujarnya.

Setiap ruangan di klinik tersebut ditata sedemikian rupa layaknya poli kesehatan pada umumnya.

Muhammadiah mengatakan, tidak hanya tahanan, polisi dan PNS Polda Metro juga sering memeriksakan kesehatannya di tempat itu.

Baca juga: Jennifer Dunn Ditahan di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya

"Peralatan kesehatan kami cukup lengkap. Misalnya di poli kandungan, kami menyediakan layanan cek USG, tetapi persalinan tidak dilakukan di sini. Kalau tahanan mau bersalin, kami rujuk ke RS Polri Kramatjati," kata Muhammadiah.

Tidak hanya di poli kandungan, poli jantung milik Polda Metro Jaya juga memiliki alat kesehatan yang cukup lengkap.

Ada treadmill untuk mengecek kondisi detak jantung hingga alat pacu jantung.

Baca juga: Anggota Ormas yang "Sweeping" Toko Obat di Bekasi Ditahan di Polda Metro

Pihaknya juga memiliki dokter-dokter spesialis yang akan membantu penanganan pertama tahanan yang sakit. Jika kondisinya parah, tahanan akan dirujuk ke RS Polri.

Muhammadiah menegaskan, kesehatan tahanan Polda Metro Jaya sangat diperhatikan.

"Walaupun mereka pelaku kejahatan, kami ada anggaran kesehatan, kami masih manusiawi," ucapnya.

Kompas TV Polda Metro Jaya menangkap sindikat penipuan yang mengaku sebagai penyidik KPK dan memeras saksi dalam kasus korupsi pembahasan APBD Jambi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com