TANGERANG, KOMPAS.com - Kereta Bandara Soekarno-Hatta berhenti beroperasi selama tiga hari atau tepatnya setelah peristiwa ambrolnya tembok Jalan Perimeter Selatan pada Senin (5/2/2018) lalu.
Berhenti beroperasinya kereta bandara bukanlah kabar menggembirakan bagi PT Railink selaku operatornya. Lantaran, biasanya mereka mengangkut lebih dari 1.500 penumpang setiap harinya.
"Kalau dihitung kerugian, dalam sehari saja kami ada 1.600 sampai 1.700 orang penumpang," kata Humas PT Railink Diah Suryandari, Kamis (8/2/2018).
Jika dikonversikan ke dalam rupiah, maka kerugian yang mesti ditanggung PT Railink bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Dengan asumsi 1.600 hingga 1.700 penumpang dan dikali dengan harga tiket kereta bandara dari Stasiun Sudirman Baru ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp 70.000 per orang, maka kerugian yang dialami PT Railink bisa mencapai Rp 112 juta hingga Rp 119 juta setiap hari.
Sampai saat ini, kereta bandara masih belum beroperasi sehingga kerugian yang diderita PT Railink selama tiga hari ini berkisar antara Rp 336 juta hingga Rp 357 juta.
Diah mengakui pihaknya belum tahu kapan kereta bandara akan kembali beroperasi. PT Railink masih menunggu rekomendasi dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk terkait hal tersebut.
"Untuk kapan operasionalnya belum ditentukan ya karena kan kami memang menunggu rekomendasi dari PT KAI dan juga Waskita Karya kalau memang jalurnya sudah aman," ucap Diah.