JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat mulai dipadati sejumlah ornamen tionghoa jelang hari raya Imlek pada 16 Febuari 2018.
Seperti yang terjadi di Wihara Dharma Bhakti pada Senin (12/2/2018).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, para jemaah hilir mudik dari satu patung Dewa ke patung lainnya di dalam wihara.
Baca juga: Hari Raya Imlek, Ancol Bakal Bagi-bagi 2.569 Angpau di Dunia Fantasi
Petugas juga menyiapkan lilin dan lidi dupa hio di beberapa titik tempat ibadah. Ada pula yang sedang membersihkan patung Dewa dan Dewi serta ornamen di sekitarnya.
Salah seorang pengurus Wihara Dharma Bhakti, Gunawan mengatakan, petugas telah membersihkan 81 patung Dewa dan Dewi.
"Nanti menjelang hari H (tanggal) 14, 15, 16 Febuari, tim gegana akan berjaga selama 24 jam. Mereka akan monitoring mengantisipasi ancaman bom dan mensterilkan kawasan," kata Gunawan.
Baca juga: Gaya Bersolek Kelenteng Kim Hin Kiong Sambut Tahun Baru Imlek
Bergeser ke Pasar Petak Sembilan, para pedagang menjajakan dagangan khas Imlek di tengah pedagang sayur mayur dan kebutuhan sehari-hari.
Lampion merah yang bergantungan sepanjang jalan menyapa pengunjung pasar.
Baca juga: Ada Bagi-bagi Angpau Jelang Imlek, Wihara Dharma Bhakti Dipadati Pengemis hingga Pengamen
Selain itu, penjualan makanan khas Imlek juga mulai dijual.
Seperti toko kue milik Oma.
Perempuan paruh baya tersebut menjual kue keranjang sekitar Rp 30.000-60.000.
"Kalau hari biasa enggak jual. Ini (kue keranjang) jual dari tiga bulan sebelumnya," kata Oma.
Baca juga: Kereta Peluru Ubah Tradisi Mudik Warga China Saat Imlek
Ada pula angpau berbagai ukuran dan gambar yang dijual seharga Rp 4.000-35.000 per bungkus.
Serba-serbi ornamen Imlek juga dijual di beberapa toko sepanjang jalan tersebut, seperti Toko Ceria milik Elis Susiana.
Baca juga: Tahun Baru Imlek di Hongkong Ada Karnaval hingga Pesta Kembang Api
Elis mengatakan, penjualan jelang Imlek meningkat 50 persen, khususnya pada pembelian lampion.
Toko Elis biasa melayani penjualan hingga ke luar kota, seperti Manado dan Kalimantan.
Ia juga mendapatkan beberapa barang dagangan langsung dari China, seperti pohon jeruk yang dijual Rp 500.000-4.000.000.
"Kami mengharapkan tidak ada kendala impor, biar dagang lebih enak, yang penting aman dulu deh. Ini, kan, tahun politik sudah panas," kata Elis.