Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Salah Satu Kampung Terpadat dan Terkumuh di Jakarta...

Kompas.com - 13/02/2018, 17:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com  Matahari bersinar terik ketika Kompas.com tiba di Jalan Muara Baru Raya, Jakarta Utara. Lokasi ini tepat berada di depan RW 017 Penjaringan, Jakarta Utara.

Tempat ini disebut sebagai salah satu kampung terpadat dan terkumuh di Ibu Kota.

Namun, udara panas seketika menghilang ketika Kompas.com memasuki wilayah RW 017.

Baca juga: Warga RW 017 Penjaringan Akan Dipindah ke Rusun Lewat Program CSR

Pasalnya kepadatan rumah warga membuat sinar matahari terhalang atap-atap rumah yang saling beradu.

Meskipun sinar matahari tak terasa, bau tak sedap justru mengganggu indera penciuman.

Aroma tersebut muncul dari selokan yang dipenuhi sampah di tengah perkampungan RW 017, Penjaringan.

"Itu kalinya memang bau banget, enggak pernah ada yang beresin," kata Deni, seorang warga yang ditemui Kompas.com, Selasa (13/2/2018).

Baca juga: Tata Kampung Kumuh, Sandiaga Minta Bawahannya Berpikir Out of The Box

Sampah yang menggenangi selokan bukan satu-satunya sumber bau tak sedap.

Bekas kotoran hewan yang tercecer di tengah jalan rupanya ikut menyumbang polusi udara tersebut.

Walau bau tak sedap mendominasi, kehidupan warga RW 017 Penjaringan terlihat normal.

Baca juga: Anies Bentuk Tim Bersama Kementerian BUMN untuk Tata 220 Kampung Kumuh

Warga kampung Muara Baru di RW 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, bergotong royong membersihkan sampah bekas banjir yang mengotori permukiman mereka, Minggu (27/1/2013). Warga berharap sampah-sampah bekas banjir dapat segera diangkut supaya tidak mencemari dan membuat bau di lingkungan mereka.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Warga kampung Muara Baru di RW 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, bergotong royong membersihkan sampah bekas banjir yang mengotori permukiman mereka, Minggu (27/1/2013). Warga berharap sampah-sampah bekas banjir dapat segera diangkut supaya tidak mencemari dan membuat bau di lingkungan mereka.
Sejumlah ibu tampak bercengkerama di depan rumah mereka, sementara anak-anak lainnya asyik berlarian di tengah gang sempit.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, banyak rumah warga yang dimanfaatkan menjadi tempat usaha.

Kegiatan usahanya pun bermacam-macam, mulai dari warung kelontong, warung makan, hingga arena bermain billiard.

Baca juga: Kampung Kumuh di Kramat Jati Itu, Kini Lebih Berwarna...

"Warga di sini umumnya membuka warung untuk penghasilan tambahan. Suaminya bekerja di luar menjadi tukang ojek, istrinya di rumah menjaga warung," kata Slamet, seorang warga pemilik warung kelontong.

Tak hanya toko-toko milik warga, sejumlah pedagang keliling juga terlihat berlalu lalang di tengah perkampungan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com