Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Pelecehan Seksual di Jatinegara, Jangan Takut Lapor Polisi

Kompas.com - 14/02/2018, 10:07 WIB
Stanly Ravel,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pelecehan seksual kembali tertangkap basah oleh kamera CCTV. Kali ini korbannya wanita berinisial DK yang merupakan warga Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.

Insiden terjadi pada 6 Februari 2018 sekitar pukul 20.30. Korban DK hendak pergi ke warung menggunakan daster untuk membeli makan.

Kapolsek Jatinegara Kompol Supadi, menjelaskan kondisi lingkungan rumah korban memang relatif sepi, termasuk saat kejadian berlangsung.

"Korban sedang jalan, lalu tiba-tiba dari belakang pelaku menyekap korban sambil memegang payudara korban. Korban berontak, lalu keduanya sempat terjatuh," ucap Kapolsek Jatinegara Kompol Supadi, Senin (12/2/2018).

Usai menerima laporan korban pada 12 Februari 2018, polisi langsung melalukan upaya mengumpulkan bukti-bukti. Mulai dari memeriksa saksi, melakukan pengecekan TKP, sampai mempelajari rekaman CCTV yang dipasang di lingkugan tempat tinggal korban.

Baca juga : Saat Kejadian, Korban Pelecehan Seksual di Jatinegara Hendak ke Warung Lewat Jalan Sepi

Selasa (13/2/2018) pagi, Tim Reskrim Polsek Jatinegara langsung menangkap pelaku yang diketahui berinisial RA (22). Pelaku diamankan petugas di kediamannya ternyata masih satu wilayah dengan korban.

Dari pemeriksaan awal, polisi mendapat keterangan bahwa RA melakukan hal tersebut lantaran nafsu melihat korban yang keluar menggunakan daster.

Sampai saat ini, polisi terus melakukan pendalaman lain. Sementara untuk perkembanganya sendiri akan segera dirilis di Polres Jakarta Timur.

Baca juga : Pelaku Pelecehan Seksual di Jatinegara Tak Mampu Menahan Diri Saat Lihat Korban 

Kasus seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Beberapa waktu lalu peristiwa serupa juga terjadi di Depok, Jawa Barat.

Saat pelaku berinisial ISL (29) ditangkap oleh Polres Kota Depok pada 16 Januari 2018 lalu, tersangka mengaku melakukan pelecehan seksual karena iseng.

Penyakit di lingkungan masyarakat

Menyikapi hal ini, Anggota DPR RI Komisi XI Irma Suryani, ikut angkat bicara. Menurutnya kondisi ini sudah menjadi salah penyakit sosial di lingkungan masyarakat yang harus segera diberantas.

"Kalau didiamkan, mungkin akan banyak lagi korbannya, bahkan pelaku juga bisa berkembang. Polisi yang menangkap harus bisa memberikan efek jera kepada pelaku," ucap Irma saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/2/2018).

Irma menjelaskan terungkapnya dua kasus di atas hanya segelintir dari banyak kasus yang selama ini "tidur" dan tidak terungkap. Penyebabnya karena ada efek pembiaran, baik dari korban atau jajaran penegak hukum.

"Kadang korban malu untuk mengungkap, makanya tidak pernah terungkap. Namun dengan era seperti ini yang sudah menggunakan CCTV, saya rasa polisi bisa bertindak tanpa harus menunggu korban melapor lebih dahulu," ucapnya.

Baca juga : Alami Pelecehan Seksual di KRL, Jangan Ragu Teriak atau Lakukan Ini...

Irma menjelaskan bahwa di Indonesia perlindungan hukum untuk wanita masih minim bahkan terbilang lemah. Hal ini yang membuat wanita rentan dijadikan sasaran empuk baik untuk tindak kekerasan atau pencabulan.

"Gini banyak kasus yang dapati korban tidak melapor lantaran malu dan takut. Kenapa takut, ini erat kaitanya dengan budaya timur kita, ada yang keluarganya sudah tahu tapi tidak melapor karena takut menjadi aib," ujar Irma.

Bahkan, lanjut Irma, pada beberapa daerah ada korban yang sampai diperkosa, tetapi saat mengadu malah dicerikan oleh suaminya.

"Ini kan tidak benar, harus diubah pola pikirnya, korban ini sudah jadi korban, jangan ditambah lagi bebannya dengan menjadikanya korban dalam rumah tangga atau keluarga," paparnya.

Irma berharap dari banyak kasus yang terjadi, kaum wanita bisa lebih waspada dalam menjaga diri. Ia juga meminta aparat hukum bisa lebih serius menangani masalah pelecehan seksual terhadap wanita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com