Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suasana Imlek di Pasar Lama Tangerang

Kompas.com - 16/02/2018, 06:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sehari jelang Hari Raya Imlek, hiruk pikuk di Pasar Lama Tangerang semakin ramai. Beberapa lapak dengan dagangan yang didominasi warna merah semakin terlihat di beberapa bagian Pasar Lama.

Lapak tersebut adalah milik para pedagang musiman yang menjual pernak-pernik Imlek. Memen (53) salah satunya.

Pedagang es liang teh, setiap menjelang Imlek mengubah pekerjaannya menjadi pedagang pernak-pernik Imlek di Pasar Lama Tangerang. Hal itu dilakukan pria asal Kuningan, Jawa Barat ini, selama 26 tahun.

"Tahun ini saya sudah berjualan dari tanggal 16 bulan 12 kemarin, jadi sampai sekarang sudah dua bulan," kata Memen saat ditemui Kompas.com di lapaknya di Pasar Lama Tangerang, Kamis (15/2/2018).

Berbagai pernak-pernik Imlek yang dijual Memen mulai dari amplop angpao, gantungan shio anjing, dan juga lampion.

Harga pernak-pernik imlek yang dijual Memen pun bervariasi. Mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 425.000.

Lapak penjualan pernak-pernik Imlek yang ada di Pasar Lama Tangerang, Kamis (15/2/2018).KOMPAS..com/RIDWAN AJI PITOKO Lapak penjualan pernak-pernik Imlek yang ada di Pasar Lama Tangerang, Kamis (15/2/2018).
"Kalau untuk amplop angpao ini harganya dari Rp 5.000 sampai Rp 10.000, gantungan ada yang Rp 30.000 per pasang sampai Rp 200.000 per pasang, terus lampion ukuran paling gede satu meter Rp 425.000, ukuran 80 cm saya jual Rp 350.000, ukuran 60 cm itu Rp 250.000, dan paling kecil 40 cm harganya Rp 150.000," tutur Memen.

Sehari jelang Imlek, Memen berani memberikan diskon bagi para pembeli pernak-pernik Imlek di lapaknya.

"Rp 20.000 empat angpao kecil sama satu amplop angpao yang gede ya, Bang," kata salah satu pembeli.

Tanpa lama-lama, Memen mengiyakan tawaran tersebut. Pembeli pun silih berganti datang ke lapaknya.

"Hari ini saya enggak tutup, jualan terus sampai besok. Karena ini kan dekat kelenteng jadi besok bakal lebih ramai lagi," ucap Memen.

Lapak penjualan pernak-pernik Imlek yang ada di Pasar Lama Tangerang, Kamis (15/2/2018).KOMPAS..com/RIDWAN AJI PITOKO Lapak penjualan pernak-pernik Imlek yang ada di Pasar Lama Tangerang, Kamis (15/2/2018).
Tak jauh dari lapak Memen, Wahyu (41), pedagang lainnya, bercerita bahwa pada tahun ini, banyak pembeli yang mencari angpao dengan gambar shio Anjing.

"Tahun ini angpao gambar Shio Anjing yang paling banyak dicari. Pembeli juga datang dari Jabodetabek karena Pasar Lama Tangerang ini memang sudah terkenal kalau mau Imlek," ucap dia.

Wahyu mengatakan, rata-rata pembeli bisa menghabiskan uang hingga Rp 200.000 sekali membeli pernak-pernik Imlek.

Bahkan ada yang pernah membeli 100 ikat amplop angpau yang satu ikatnya terdiri atas enam pak berisi lima buah amplop angpao.

Pantauan Kompas.com, selain pernak-pernik Imlek, Pasar Lama Tangerang juga menjadi lokasi berjualan makanan khas Imlek seperti dodol China, kue keranjang, dan berbagai macam buah-buahan termasuk jeruk Bali.

Selain itu, keperluan untuk ibadah seperti hio dan lilin-lilin besar turut dijual di Pasar Lama Tangerang di dekat Kelenteng Boen Tek Bio.

Kompas TV Tahun Baru China atau yang dikenal juga dengan sebutan Tahun Baru Imlek jatuh pada hari Jumat 16/2/2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com