Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Haji Husni, 53 Tahun Jadi Khatib Jumatan di Rutan Polda Metro Jaya

Kompas.com - 16/02/2018, 17:19 WIB
Sherly Puspita,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siang ini, Jumat (16/2/2018), suara azan berkumandang di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya. Diiringi suara azan, sejumlah tahanan menggelar sajadah berukuran besar di teras yang terletak di samping lapangan tengah rutan.

Seorang polisi berjalan memasuki salah satu blok ruang tahanan pria yang letaknya di sisi utara rutan. Di blok tersebut, sejumlah tahanan berada di luar ruang tahanan. Siang itu polisi tak menutup pintu-pintu ruang tahanan. Pintu ditutup seusai para tahanan menjalankan shalat maghrib berjemaah yang juga dilaksanakan di teras rutan.

"Ayo, yang mau shalat Jumat segera wudu," teriak polisi di depan blok ruang tahanan.

Menengok kembali ke arah teras rutan, sajadah telah terpasang sejajar dengan arah kiblat. Pada baris terdepan berdiri seorang pria tua yang mengenakan jas berwarna hitam dan berkalung sorban sambil melantunkan ayat-ayat suci Al Quran.

Beberapa saat kemudian satu per satu tahanan mulai berdatangan dan mengambil posisi di belakang pria tersebut. Tak terganggu dengan kedatangan para tahanan, pria tua itu terus melantunkan ayat-ayat suci.

Baca juga: Bagaimana Tahanan Nikmati Waktu Kunjungan di Rutan Mapolda Metro Jaya?

Haji Husni S, menjadi pembina rohani tahanan di rutan Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Jakarta, Jumat (16/2/2018). Pensiunan pegawai negeri sipil di Mapolda Metro Jaya ini mengabdikan diri menjadi pembina rohani bagi tahanan sejak tahun 1965.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Haji Husni S, menjadi pembina rohani tahanan di rutan Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Jakarta, Jumat (16/2/2018). Pensiunan pegawai negeri sipil di Mapolda Metro Jaya ini mengabdikan diri menjadi pembina rohani bagi tahanan sejak tahun 1965.
Beberapa menit kemudian, pria tua tersebut berbalik badan menghadap para tahanan. Menggunakan pengeras suara, ia berbicara di depan para tahanan. Ia memberikan petuah-petuah, para tahanan dengan khusyuk mendengarkannya.

Tak lama kemudian, seorang pria lain datang. Ia adalah Ustaz Wahyudin, anggota Tim Pembinaan Rohani dan Mental (Bintal) Polda Metro Jaya. Ia hadir untuk menjadi khatib dalam shalat Jumat hari ini.

Siapakah pria tua itu?

Namanya Haji Husni, usianya 88 tahun. Namun, raut wajahnya masih tampak sangat segar. Ia masih mampu tegap berdiri, langkah kakinya juga sangat lincah. Senyum ramah menyapa Kompas.com saat berjalan menghampirinya.

"Assalamualaikum, Nak. Bagaimana? Sehat kan?" sapanya sambil mempersilakan kami duduk di atas sajadah.

Tahanan pria mengikuti shalat Jumat di rutan Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Jakarta, Jumat (16/2/2018). Kondisi rutan terbesar di Indonesia ini memiliki fasilitas yang cukup nyaman bagi para tahanan.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Tahanan pria mengikuti shalat Jumat di rutan Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Jakarta, Jumat (16/2/2018). Kondisi rutan terbesar di Indonesia ini memiliki fasilitas yang cukup nyaman bagi para tahanan.
Husni bercerita, dirinya sudah sejak tahun 1965 mengabdikan diri di Rutan Polda Metro Jaya untuk melayani pendidikan rohani sekaligus menjadi khatib Jumatan. Kata Husni, dulu ia memang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Polda Metro Jaya.

"Saya kelahiran 1930. Usia 35 atau tahun 1965 saya mulai bekerja di Polda, saya jadi PNS di sini. Coba hitung dengan sempoa, berapa lama saya berada di lingkungan Polda Metro Jaya ini?" guraunya.

Baca juga: Traktir Ulama Usai Shalat Jumat, Presiden Pilih Naik Bus Rombongan

Kata Husni, dulu tak ada tim khusus pembinaan kerohanian tahanan. Menjadi khatib Jumatan merupakan kegiatan di samping tugasnya sebagai PNS.

"Sekarang sudah enak, ada Bintal. Dulu saya sendiri. Tapi, sekarang pun kalau shalat pas enggak ada petugas Bintal, ya saya yang gantikan. Tapi, setiap Jumat saya pasti ada di sini untuk membesuk semua tahanan, anak-anak Bapak," sebutnya.

Haji Husni S, menjadi pembina rohani tahanan di rutan Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Jakarta, Jumat (16/2/2018). Pensiunan pegawai negeri sipil di Mapolda Metro Jaya ini mengabdikan diri menjadi pembina rohani bagi tahanan sejak tahun 1965.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Haji Husni S, menjadi pembina rohani tahanan di rutan Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Jakarta, Jumat (16/2/2018). Pensiunan pegawai negeri sipil di Mapolda Metro Jaya ini mengabdikan diri menjadi pembina rohani bagi tahanan sejak tahun 1965.
Ustaz Wahyudin yang berada di samping Haji Husni mengaminkan kisah yang disampaikan pria tua yang tinggal di Menteng, Jakarta Pusat, ini. Ia mengaku sangat mengidolakan Haji Husni.

"Beliau itu kerja ikhlas. Apalagi kalau Lebaran, setiap tarawih pasti beliau datang dan menuntun tahanan-tahanan di sini untuk kembali ke jalan yang benar," tuturnya.

Husni bertekad akan terus menyambangi Rutan Polda Metro Jaya selama tubuhnya masih mampu. "Saya merasa selalu sehat karena saya tenang, saya bahagia. Selama saya masih hidup, saya tetap akan mengunjungi anak-anak (tahanan) saya di tempat ini," ucapnya.

Di akhir perbincangan, Haji Husni tersenyum kepada Kompas.com sambil berbisik, "Intinya istikamah (berjalan di jalan yang lurus)."

Kompas TV Usai Shalat Jumat, Djarot Diteriaki Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com