Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Kantongi Wajah Perusak Fasilitas GBK

Kompas.com - 19/02/2018, 12:51 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com  Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno Winarto mengatakan, pihaknya telah mengantongi wajah-wajah oknum suporter yang merusak fasilitas Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada pertandingan final Piala Presiden pada Sabtu (17/2/2018).

Wajah-wajah oknum itu diketahui dari alat pendeteksi wajah yang dipasang di SUGBK.

"Semua data (oknum) yang dorong-dorong pintu juga ada semua, fotonya ada semua," ujar Winarto di kompleks GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2018).

Baca juga: Kerugian akibat Kerusakan Fasilitas GBK Kurang dari 150 Juta

Ia menyampaikan, pengelola GBK akan menyerahkan semua data itu kepada panitia penyelenggara Piala Presiden 2018 apabila dibutuhkan menempuh jalur hukum.

Menurut Winarto, pihak yang berhak melaporkan perusak fasilitas SUGBK itu adalah panitia Piala Presiden.

Sebab, panitia pertandingan tersebut adalah penanggung jawab acara dan telah memberikan uang jaminan Rp 1,5 miliar kepada pengelola GBK.

Baca juga: Dibangun dengan Uang Pajak, Stadion GBK Harus Dijaga Saat Laga AFC

"Pengaduannya sebaiknya datang dari pelaksana pertandingan karena untuk pelaksana kepada GBK mereka sudah membayar (uang jaminan), mempertanggungjawabkannya, sehingga mungkin panitia yang akan melakukan tuntutan hukum kepada pelaku," katanya.

Dengan adanya insiden perusakan fasilitas SUGBK, ia mengimbau semua suporter sepak bola menonton setiap pertandingan dengan tertib dan turut menjaga fasilitas yang ada.

Dia menyebut pengelola bisa saja memboikot perusak fasilitas SUGBK pada pertandingan-pertandingan berikutnya yang digelar di sana.

Baca juga: Pasca Piala Presiden, 80 Persen Taman di Stadio Utama GBK Rusak

"Kan, ini kami juga harus ada proses edukasi kepada publik, sosialisasi ke publik, langkahnya bisa sampai ke sana (boikot perusak fasilitas GBK), kan, wajahnya sudah terekam," ucapnya. 

Sejumlah fasilitas yang rusak pasca-final Piala Presiden yakni 7 segmen pembatas akrilik yang membatasi kursi-kursi penonton dengan area lapangan, pintu 7, pintu 9, engsel flip up sebuah kursi penonton yang sudah dipasang kembali, dan taman.

Adapun alat pendeteksi wajah yang dipasang di SUGBK merupakan hibah dari pemerintah Jepang. Hibah bernilai 500 juta yen atau setara Rp 59,5 miliar tersebut diberikan dengan skema Non Project Type Grant Aid (NPGA).

Hibah itu merupakan bentuk kerja sama pemberian bantuan sistem keamanan untuk SUGBK yang akan jadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyayangkan aksi sejumlah suporter di pertandingan final Piala Presiden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com