JAKARTA, KOMPAS.com — Kepulangan penyidik KPK Novel Baswedan telah dinanti-nanti keluarga dan kerabat, termasuk sahabatnya, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang merupakan Ketua Pemuda Muhammadiyah.
Danhil yang selalu berhubungan dengan Novel menyebut sahabatnya itu memang sudah ingin berkumpul bersama keluarga. Selain itu, kata Danhil, Novel juga ingin kembali berkegiatan seperti sebelum peristiwa penyiraman air keras yang dilakukan oleh orang tak dikenal.
"Novel kembali ke sini sejak awal sudah enggak sabar. 'Masak saya dikalahkan oleh sakit saya ini atau luka yang diberikan pihak lain'. Dia enggak mau kalah oleh itu," kata Dahnil yang ditemui di rumah Novel di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (22/2/2018).
Meski demikian, kata Danhil, Novel tetap harus mengutamakan penyembuhan matanya yang terluka akibat disiram air keras.
Baca juga: Novel Baswedan Sudah Dinanti di Rumahnya
Dahnil menyebut kondisi mata kiri Novel sudah tidak bisa melihat. Sementara mata kanannya dapat berfungsi dengan bantuan hardlens.
Oleh sebab itu, Novel juga akan membatasi kegiatan wawancara dengan media untuk menjaga kondisi kesehatannya.
"Mungkin Novel akan membatasi diri karena perubahan emosi, perubahan kondisi kejiwaan, stres segala macam itu bisa berdampak pada matanya," kata Dahnil.
Baca juga: Tiba di Gedung KPK, Novel Baswedan Disambut Meriah
Pada 11 April 2017, Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal setelah menunaikan salat Subuh di Masjid Al Ihsan yang terletak tak jauh dari rumah Novel.
Akibat serangan tersebut, Novel mengalami luka pada matanya dan harus berobat di Singapura sejak 12 April 2017 silam. Hingga kini, pelaku penyerangan Novel masih belum terungkap.
Setelah menjalani perawatan di Singapura, Novel diizinkan pulang ke Indonesia pada 22 Februari 2018. Sebelum tiba di rumahnya, Novel mengunjungi Gedung KPK di Kuningan, Jakarta Selatan.
Baca juga: Novel Baswedan Tak Ingin Penyerangan yang Dialaminya Jadi Kelemahan