Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Ipda Denny Mahieu Jelang Ledakan Bom Thamrin...

Kompas.com - 23/02/2018, 21:10 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Korban bom di Jalan MH Thamrin pada Januari 2016, Ipda Denny Mahieu, menceritakan kembali detik-detik ledakan bom itu saat memberikan kesaksian dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (23/2/2018).

Denny bercerita, saat itu dia sedang bertugas mengatur lalu lintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Dia sangat mengenal lokasi itu karena sudah enam tahun bertugas mengatur lalu lintas di sana.

Baca juga: Dipenjara sejak 2010, Terdakwa Mengaku Tak Tahu Menahu soal Bom Thamrin

Denny mengatakan melihat sesuatu yang aneh di dalam pos polisi Sarinah sehingga langsung bergegas masuk dan memeriksa kondisi di dalam pos tersebut.

Ia melihat sebuah ransel hitam di pojok ruangan tersebut. Dia pun mencurigai ransel tersebut.

"Kebiasaannya, kalau anggota (polisi) masuk (pos polisi), tas biasanya langsung ditaruh di samping kanan. Jadi, tidak ada anggota taruh itu ranselnya di ujung," kata Denny.

Baca juga: Korban Bom Thamrin Ajukan Ganti Rugi Biaya Perawatan

Tak hanya itu, ia juga melihat 2 botol air mineral, 2 kue, dan 2 kotak seperti pemantik bom di dalam pos polisi Sarinah.

Lagi-lagi, ia mencurigai keberadaan barang-barang tersebut. 

Tak lama setelah itu, ia mendengar ledakan di gerai Starbucks Sarinah.

Baca juga: Sejak Peristiwa Bom Thamrin, Saya Sudah Tidak Bisa Bersujud...

Dia langsung mengambil handy talkie dan melaporkan ledakan itu kepada atasannya sambil bersandar di pintu pos polisi.

Kemudian, ia tersengat aliran listrik dari handy talkie dan mendengar bunyi dari dalam pos polisi.

"Begitu tersetrum, berhenti, langsung ada bunyi, 'Tuuut, tak-tak, bang'. Mungkin tak-tak tadi bom aktif tadi, terus meledak, kena saya. Jaraknya kurang lebih 30 detik (antara ledakan di Starbucks dan pos polisi)," ujarnya.

Baca juga: Ketika Korban Hampiri dan Peluk Terdakwa Bom Thamrin...

Setelah ledakan, Denny tetap berdiri di tempatnya semula karena kaku tersengat aliran listrik. Dia merasakan darah keluar dari kaki dan telinga.

Matanya juga memerah. 

"Saya pelan-pelan duduk, saya cabut paku di kaki kiri," ucap Denny.

Baca juga: Derita Korban Bom Thamrin, Tak Bisa Tidur hingga Tak Bisa Mendengar...

Tak lama setelah itu, atasannya datang dan menolong dia. Ia dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Adapun sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ini untuk mengadili terdakwa Aman Abdurrahman.

Aman didakwa menggerakkan orang melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk peledakan bom di Jalan MH Thamrin.

Kompas TV Dua tahun pascatragedi bom Thamrin, aliansi sahabat Thamrin beserta keluarga korban bom Thamrin menggelar doa bersama dan tabur bunga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com