Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2018, 05:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekerasan dan tindak pidana yang dilakukan anak-anak di bawah umur semakin marak di Jakarta. Beberapa contoh kasus menggambarkan bagaimana sikap brutal dengan pelaku anak makin menjadi-jadi, mulai dari bullying, pemerkosaan, bahkan pembunuhan berencana.

Contoh kasus pembunuhan misalnya seperti yang dilakukan sekelompok remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengan Pertama (SMP) di Ciracas, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Bermula dari ketegangan di media sosial dan faktor dendam, para remaja itu tega menghabisi dua nyawa remaja lain.

Baca juga : Tawuran Antar-Remaja di Ciracas, Pelajar SD dan SMP Tewas

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Komisioner Bidang Pengasuhan Rita Pranawati mejelaskan, kekerasan yang dilakukan anak di bawah umur menjadi sebuah gambaran bagaimana pentingnya pola asuh yang benar di dalam lingkungan keluarga.

"Bicara soal faktor sangat banyak yang bisa mempengaruhi anak berperan sebagai pelaku kekerasan, tapi balik lagi ini tidak lepas dari pola asuh serta lingkungan si anak ini," kata Rita saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/2/2018).

Ia menjelaskan, kerap orangtua salah dalam menerapkan pola asuh kepada anak. Orangtua mungkin terlalu pasif dalam memperhatikan pertumbuhan anak, sehingga tidak membangun kedekatan secara emosional.

Orangtua mungkin hanya menuntut anak untuk rajin belajar dan patuh pada aturan tetapi tanpa ada keterlibatan, seperti memberikan contoh atau membantu anak dalam belajar.

"Yang terjadi anak bisa saja rajin, tapi karena tidak dapat ikatan emosinya, di luar dari orangtuanya bisa saja anak bersikap sebaliknya. Kenapa ini terjadi, ya karena tidak terbangun kedekatan secara emosi, entah kerena alasan orangtua yang sibuk kerja dan lainnya," kata Rita.

Rita menjelaskan, peran mengasuhan anak dari orangtua sangat dibutuhkan. Lemahnya kontrol bisa menjerumuskan anak pada hal-hal yang negatif yang didapat dari beragam media.

Kasus lain yang dikemukakan Rita yaitu tentang aksi bullying terhadap siswi SMP di daerah Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada akhir 2017. Kejadian itu dinilai menjadi fenomena yang miris.

Baca juga : Pelaku Bullying di Thamrin City Bisa Dihukum Ikuti Kegiatan Sosial

"Mereka ini sadar melakukan prilaku itu karena direkam kan, artinya ada satu kebanggan saat mereka melakukan itu dalam arti negatif. Ini pasti ada unsur pengaruh entah dari mana yang membuat mereka berpikir semakin ekstrem semakin banyak yang menonton," ucap Rita.

Terkait kasus pembunuhan yang dilakukan keponakan terhadap pamannya di Cipayung, Jakarta Timur, Rita mengatakan ia belum medalami kasus tersebut. Namun bila melihat dari pemberitaan, ada unsur balas dendam yang mendorong remaja tersebut berbuat keji terhadap pamannya.

Baca juga : Pembunuh Tukang Bakmi di Cipayung Kakak Beradik

"Mungkin saja pelaku ini sakit hati, di luar dari tujuannya untuk mengambil harta kita tidak bisa pungkiri ada motif lainnya. Lalu cara dia membunuh kok bisa kejam seperti itu, bisa saja karena menonton film atau memang karena faktor lingkungan," kata Rita.

"Kata kuncinya ada pola asuh keluarga. Jadi, meski anak itu tidak tinggal langsung dengan orangtuanya, tapi bila mendapat pola asuh yang baik maka itu akan mempengaruhi perkembangannya," kata Rita.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Orangtua Siswa MAN 1 Bekasi Minta Sekolah Juga Tanggung Jawab atas Kasus Penipuan EO

Orangtua Siswa MAN 1 Bekasi Minta Sekolah Juga Tanggung Jawab atas Kasus Penipuan EO

Megapolitan
Meski Telah Dikabulkan Hakim, Shane Lukas dan Mario Dandy Belum Pisah Sel di Lapas Salemba

Meski Telah Dikabulkan Hakim, Shane Lukas dan Mario Dandy Belum Pisah Sel di Lapas Salemba

Megapolitan
Saat Kombes Hengki Haryadi Memaafkan Hercules yang Sempat Menantangnya, tapi...

Saat Kombes Hengki Haryadi Memaafkan Hercules yang Sempat Menantangnya, tapi...

Megapolitan
Saat Pejalan Kaki Justru Diklakson Pengendara Motor yang Lawan Arah di Trotoar Margonda...

Saat Pejalan Kaki Justru Diklakson Pengendara Motor yang Lawan Arah di Trotoar Margonda...

Megapolitan
Siswi SMA yang Disetubuhi Guru Sempat Sembunyikan Kehamilannya, Ketahuan karena Perut Semakin Besar

Siswi SMA yang Disetubuhi Guru Sempat Sembunyikan Kehamilannya, Ketahuan karena Perut Semakin Besar

Megapolitan
Putri Balqis Ternyata Sudah 6 Kali Dianiaya Suami, Akhirnya Melawan Balik dan Malah Jadi Tersangka

Putri Balqis Ternyata Sudah 6 Kali Dianiaya Suami, Akhirnya Melawan Balik dan Malah Jadi Tersangka

Megapolitan
Mario Dandy Ternyata Punya Pengaruh di Sel Tahanannya, Alasan Shane Lukas Minta Pindah

Mario Dandy Ternyata Punya Pengaruh di Sel Tahanannya, Alasan Shane Lukas Minta Pindah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Beri Jaminan Pekerjaan untuk Pelajar Penerima KJP Plus

Pemprov DKI Diminta Beri Jaminan Pekerjaan untuk Pelajar Penerima KJP Plus

Megapolitan
Siapa Hercules yang Sempat Tantang Kombes Hengki Haryadi? Ini Profilnya

Siapa Hercules yang Sempat Tantang Kombes Hengki Haryadi? Ini Profilnya

Megapolitan
Kuasa Hukum soal Pemindahan Sel Shane Lukas: Antisipasi Pengaruh dari Mario Dandy

Kuasa Hukum soal Pemindahan Sel Shane Lukas: Antisipasi Pengaruh dari Mario Dandy

Megapolitan
Guru Olahraga Mengaku Belum Beristri Saat Rayu dan Menghamili Siswi SMA di Tangerang

Guru Olahraga Mengaku Belum Beristri Saat Rayu dan Menghamili Siswi SMA di Tangerang

Megapolitan
Warga Depok Puas dengan Trotoar Margonda Hasil Revitalisasi, Tapi Sesalkan Banyak Motor Parkir

Warga Depok Puas dengan Trotoar Margonda Hasil Revitalisasi, Tapi Sesalkan Banyak Motor Parkir

Megapolitan
Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Kesulitan Mandikan Jenazah

Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Kesulitan Mandikan Jenazah

Megapolitan
Polda Metro Bentuk Tim Khusus Buru Si Kembar Rihana-Rihani Tersangka Penipuan Preorder iPhone

Polda Metro Bentuk Tim Khusus Buru Si Kembar Rihana-Rihani Tersangka Penipuan Preorder iPhone

Megapolitan
Teganya Si Kembar Rihana Rihani, Tawarkan Pekerjaan Admin Distributor HP Malah Dijadikan ART

Teganya Si Kembar Rihana Rihani, Tawarkan Pekerjaan Admin Distributor HP Malah Dijadikan ART

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com