Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Polisi yang Tak Sadar Dirinya Ditembak Saat Bom Thamrin

Kompas.com - 27/02/2018, 13:29 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua anggota polisi dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ipda Suhadi dan Ipda Dodi Maryadi, menceritakan kembali peristiwa penembakan yang mereka alami saat aksi terorisme di Jalan MH Thamrin pada 14 Januari 2016. Mereka menceritakan hal itu saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2018).

Saat itu, setelah serangkain ledakan bom, para teroris juga mengumbar tembakan dengan senjata api yang menyasar warga, termasuk aparat kepolisian.

Suhadi bercerita, saat kejadian, dia sedang patroli di depan gedung Bawaslu atau seberang pos polisi. Pos polisi itu merupakan salah satu titik ledakan. Dia mendengar suara ledakan yang kencang, tetapi belum berpikir bahwa itu suara ledakan bom.

Baca juga: 2 Tahun Bom Thamrin dan Derita yang Masih Tersisa

Tak lama setelah itu, ia yang sempat ditahan beberapa pengemudi ojek akhirnya turun ke jalan untuk mensterilkan Jalan MH Thamrin dan mengalihkan arus lalu lintas karena khawatir ada ledakan susulan.

Saat itu, seorang pelaku menembak dirinya. Namun, Suhadi tak menyadari hal itu. Ia hanya melihat seorang pelaku memegang pistol berwarna silver saat menengok ke belakang.

"Saya enggak tahu pertama itu ditembak atau enggak. Masalahnya terdengar suara tembakan itu banyak sekali, saya tidak tahu arahnya dari mana," kata Suhadi saat bersaksi di pengadilan.

Situasi saat itu, kata Suhadi, sangat kacau. Orang-orang berlarian. Ia berusaha mengamankan lokasi dan berlari ke arah Sabang.

"Setelah saya berlari ke arah Jalan Sabang, saya stop kendaraan. Begitu saya dibonceng orang, saya tahunya ditembak karena ada kendaraan bermotor di belakang saya ngasih tahu, 'Pak, itu darahnya banyak.' Di situ saya berpikir saya ditembak. Saya minta diantar ke rumah sakit," ujar Suhadi.

Ipda Dodi Maryadi juga ditembak seorang pelaku. Dodi tengah berjaga di Polsek Metro Menteng saat terjadi ledakan bom.

Ia mendengar informasi dari radio ada ledakan di Thamrin. Dodi berinisiatif langsung menuju lokasi. Di sana, ia melihat beberapa korban sudah tergeletak.

Pimpinannya memerintahkan Dodi mengevakuasi korban di dalam gerai Starbucks. Dodi yang berada di perempatan jalan langsung mengendarai mobil menuju gerai kopi tersebut. Setelah itu, ia mendengar beberapa suara tembakan. Orang-orang berhamburan.

Baca juga: Terkena Infeksi, Telinga Korban Bom Thamrin Masih Sering Gatal

Dodi melihat seseorang berpakaian preman seperti polisi membawa senjata tak jauh darinya. Namun, ia menyadari senjata itu bukan milik polisi.

"Spontan saya tutup kaca mobil. Dari samping dia langsung lepaskan tembakan, mungkin enggak ada 1 meter jaraknya dari kaca (mobil). Alhamdulillah saya sempat tutup kaca meskipun belum penuh. Peluru itu masuk ke kaca dulu, baru ke perut saya," kata Dodi dalam kesempatan yang sama.

Sadar tak membawa senjata, Dodi langsung mencari bantuan ke perempatan Kebon Kacang hingga akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan untuk dioperasi.

Sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu untuk mengadili terdakwa Aman Abdurrahman. Aman didakwa telah menggerakkan orang untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk peledakan bom di Jalan MH Thamrin itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com