Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterangan Novel Jadi Kunci Polisi Ungkap Kasus Penyiraman Air Keras?

Kompas.com - 01/03/2018, 08:09 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir 11 bulan sudah kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan bergulir. Berbagai cara telah ditempuh polisi untuk mengungkap siapa dalang penyiraman air keras yang mengakibatkan sebelah mata Novel tak dapat melihat.

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di sekitar Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, sebagai lokasi penyiraman, memeriksa CCTV di sekitar TKP dalam radius 500 meter, hingga bekerjasama dengan Australian Federal Police (AFP).

Polisi juga telah merilis dua wajah terduga pelaku penyiraman berdasarkan keterangan dari seseorang yang disebut sebagai saksi kunci hingga mengumumkan nomor hotline dengan harapan masyarakat dapat turut memberikan informasi mengenai keberadaan terduga pelaku. Namun hingga hari ini hasilnya masih nihil.

Kamis (22/2/2018) lalu, Novel tiba di tanah air setelah lebih dari 10 bulan menjalani serangkaian pengobatan mata di Singapura. Kepulangan Novel disebut-sebut akan mempermudah polisi dalam melakukan penyelidikan lanjutan.

Baca juga : BERITA FOTO: Novel Baswedan Tiba di Tanah Air

Menggali Keterangan

Dalam beberapa kesempatan polisi menyebut ada kemungkinan pihaknya akan kembali meminta keterangan Novel terkait kasus itu. Ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab dalam keterangan Novel saat diperiksa di Singapura.

Salah satu hal yang digali polisi adalah sosok jenderal aktif yang disebut-sebut Novel turut bertanggugjawab terhadap penyerangan terhadap dirinya pada 11 April 2017.

Saat itu hasil BAP (berita acara pemeriksaan) Novel hanya terdiri dari beberapa lembar. Bahkan Komisioner Ombudsman sekaligus Kriminolog Adrianus Meilala menyebut, jumlah BAP tersebut terlalu sedikit. Adrianus menyarankan polisi melakukan pemeriksaan ulang untuk melengkapi BAP tersebut.

Adrianus meminta Novel tak terlalu irit bicara kepada polisi. Menurut dia, kasus itu akan lebih cepat menemui titik terang jika Novel terbuka.

"Novel enggak kooperatif. TKP kalau keterangan yang kami terima sudah habis disisir oleh polisi, 68 saksi sudah diperiksa. Dan asumsi saya bahwa itu (BAP Novel) isinya sumir karena mana ada BAP dalam kasus sebesar itu hanya dua atau tiga lembar saja," kata Adrianus di Mapolda Metro Jaya, pada 13 Februari lalu.

Baca juga : Jokowi Ingin Dengar Laporan Kapolri Sebelum Putuskan TGPF Kasus Novel

Polisi menyatakan pantang menyerah dalam menangani kasus Novel itu. Polisi diam-diam mengirimkan surat pemanggilan pemeriksaan Novel pada tanggal 19 Februari 2018. Dalam surat panggilan tersebut polisi menjadwalkan Novel diperiksa pada tanggal 22 Februari 2018. Namun karena Novel baru tiba di Indonesia pada tanggal yang ditentukan, polisi memaklumi jika Novel tak memenuhi panggilan.

Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pun menyambangi rumah Novel Baswedan di Jalan Deposito RT 003 RW 010, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 27 Februari 2018. Selain untuk bersilaturahim, tujuan penyidik adalah menanyakan kesiapan Novel menjalani pemeriksaan.

Novel menjawab belum siap diperiksa. Ia dapat diperiksa jika kondisi kesehatannya sudah benar-benar pulih.

Novel Saksi Kunci

Mantan Kompolnas sekaligus kriminolog Edi Hasibuan mengatakan, keterangan Novel menjadi salah satu kunci terungkapnya kasus itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com