Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita soal Ojek Online Punya Jaringan Luas hingga Gagalkan Pencurian Motor

Kompas.com - 03/03/2018, 10:48 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Besarnya jumlah ojek online di Ibu Kota membuat jaringan ojek daring ini kian meluas. Hal ini membuat hampir di setiap wilayah di Jakarta terdapat kelompok dan komunitas mereka sendiri.

Sekelompok ojek online dari GrabBike yang ditemui Kompas.com di sekitar Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Kamis (1/3/2018) malam membenarkan hal tersebut.

Sebut saja Andri, pengemudi ojek online yang memiliki wilayah kerja di sekitar Jakarta Pusat. Andri mengatakan, di setiap wilayah, komunitas ojek online selalu ada.

Bahkan, terdapat komunitas kecil lain yang terbentuk. Misalnya, ketika ada komunitas ojek online di Jakarta Pusat, secara otomatis akan terbentuk komunitas yang berada di Tanah Abang, Senen, dan wilayah lainnya.

Komunitas itu, kata Andri membentuk sebuah jaringan komunikasi yang sangat luas. Bahkan, jaringan komunikasi yang terbentuk bisa sampai ke komunitas Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Komunitasnya banyak, tak hanya satu. Tiap hari komunikasi kami lintas wilayah. Setiap komunitas punya sub komunitas lainnya, sudah se-Jabodetabek. Pasti tahu semua kejadian," ujar Andri saat berbincang Kompas.com.

Baca juga : Polri Ingatkan Pengemudi Ojek Online Tak Boleh Main Hakim Sendiri

Andri mengatakan, komunitas tersebut terbentuk berdasarkan rasa kekeluargaan dan rasa ingin membantu.

Pengemudi ojek online dari GrabBike, Rizki menyampaikan hal serupa. Rizki mengatakan memiliki sebuah komunitas dengan kekerabatan yang erat sangatlah membantu.

Bantuan dari para ojek online tak hanya misalnya sepeda motor rusak di tengah jalan, atau ketika ada kecelakaan saja. Misalnya ketika sesama rekannya mengalami tindak kriminal, para pengemudi ojek online lain saling membantu dengan memanfaatkan jaringan yang ada.

Rizki mencontohkan ketika ada seorang rekannya yang mengalami kehilangan sepeda motor di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Melalui jejaring komunikasi WhatsApp, rekan-rekan pengemudi lain di seluruh wilayah Jakarta saling membantu. Hasilnya, dalam hitungan jam, pelaku pencurian dapat diamankan.

"Nah, kemarin pas kebetulan ada motor hilang nih, di grup sudah nanya itu hilang ke arah mana. Langsung di grup, hari itu juga ketemu di wilayah lain," ujar Rizki.

Rizki mengatakan, persaudaraan yang erat antar sesama pengemudi ojek online juga terlihat misalnya ketika ada seorang pengemudi yang berselisih paham dengan pengendara lain di jalanan.

Pengemudi lain yang kebetulan melintas kemudian mengabarkan bahwa ada percecokan antara rekan mereka dan pengendara lain.

Rizki memastikan bahwa akan banyak rekan ojek online yang mendatangi lokasi tersebut. Namun, kata Rizki hal tersebut dilakukan semata-mata hanya untuk membantu menyelesaikan masalah, bukan untuk mengintimidasi.

Meskipun diakui Rizki, ada juga masyarakat yang merasa terintimidasi karena ramainya para pengemudi yang berkumpul.

"Ya misalnya enggak tahu benar atau salah siapa, yang penting teman-teman datang dulu. Di sana kawan-kawan akan melerai siapa yang ngompor-ngompori, akan ada yang misahin. Biasanya akan diantarkan ke RT, RW, kelurahan, atau pos polisi terdekat," ujar Rizki.

Komunitas ojek online, kata Rizki tak hanya untuk membantu sesama pengemudi ojek, tapi juga membantuk pengendara lain di jalan.

Pengemudi ojek online lainnya, Iwan mengatakan keakraban para pengemudi ojek online juga terlihat ketika mereka meramaikan pernikahan sesama rekan mereka.

Ketika rekan mereka menikah, dipastikan pesta pernikahan akan diramaikan dengan rekan-rekan lain yang bangga mengenakan seragam ojek online.

Saat ditanyakan soal kemungkinan besarnya komunitas ojek online membuat para pengemudi ojek online merasa hebat di jalanan, Iwan membantahnya.

Iwan menyebut ojek online sama seperti pengendara lain yang wajib menaati peraturan lalu lintas.

Begitu juga saat ditanyakan soal kejadian perusakan mobil Nissan X-trail yang dilakukan sekelompok pengemudi ojek online, Iwan mengatakan harusnya hal tersebut tidak terjadi. Namun, dia enggan menanggapi kasus tersebut lebih rinci.

"Ya harusnya memang tidak seperti itu. Biasanya tidak pernah seperti itu juga ya," ujar Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com