Trotoar versi Anies dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyediakan ruang untuk kios, bukan kafe. Kios-kios itu bisa digunakan untuk menjual barang yang relevan dengan aktivitas di sekitar Sudirman-Thamrin, misalnya kartu transjakarta.
Baca juga: Trotoar Sudirman-Thamrin Akan Dilengkapi dengan Jalur Sepeda
Tempat nongkrong yang disebut Djarot tetap ada. Namun, Anies memberi nama spot kebudayaan.
Ada empat titik yang akan menjadi spot kebudayaan. Pertama di depan Gedung Panin, kedua ada di bawah Jembatan Semanggi, ketiga di depan BNI 46, dan keempat di depan Gedung Landmark.
Anies mengatakan, Jakarta harus menjadi ruang ekspresi. Area Sudirman-Thamrin harus menjadi tempat munculnya ruang ekspresi itu. Anies ingin kawasan Sudirman-Thamrin menjadi ruang interaksi warga.
Baca juga: Anies Pastikan Tak Ada PKL di Trotoar Sudirman-Thamrin, Cuma Ada Kios
"Jadi yang membuat Sudirman Thamrin itu hidup bukan gedung pencakar langitnya, tetapi orang yang berinteraksi di wilayah itu. Karena itu, penataan ini adalah rencana membangun interaksi," ujarnya.
Sementara itu, pembongkaran pagar gedung tetap masuk dalam rencana. Namun, Anies memberi opsi untuk tidak membiarkan gedung-gedung itu tanpa pagar.
Anies meminta pengelola gedung mengganti dengan pagar halus, misalnya dibatasi dengan kolam ikan atau tanaman-tanaman.
Baca juga: Penataan Trotoar Sudirman-Thamrin Dibiayai Kewajiban Pengembang
Rancangan revitalisasi trotoar Sudirman Thamrin pun kini sudah siap.
Pengerjaannya dikejar karena sejak awal target penyelesaian trotoar itu adalah sebelum Asian Games 2018. Artinya, hanya 5-6 bulan lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.