Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan JAD Dihubungi via Telegram untuk Cari Penyelundup Senjata

Kompas.com - 09/03/2018, 14:22 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Zainal Anshori mengaku pernah dihubungi Iwan Darmawan Muntho alias Rois lewat aplikasi percakapan Telegram. Rois minta untuk dicarikan dua orang yang akan dikirim ke Filipina.

Belakangan diketahui, kedua orang itu dikirim sana untuk kemudian menyelundupkan senjata ke Indonesia.

Anshori menyampaikan hal tersebut saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (9/3/2018), terkait kasus bom di Jalan MH Thamrin dengan terdakwa Aman Abdurrahman.

Baca juga : Pimpinan Kelompok JAD Anggap Terdakwa Bom Thamrin sebagai Guru

Rois merupakan terpidana kasus terorisme yang berkenalan dengan Aman saat keduanya ditahan di Lapas Kembang Kuning Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Anshori bercerita, Rois meminta hal itu saat dia menjenguk Rois di lapas pada November 2015. Dia menjenguk karena dihubungi langsung oleh Rois.

"Melalui apa dipanggil? Gimana komunikasinya?" tanya Jaksa Anita Dewayani dalam persidangan.

"Melalui (aplikasi) Telegram," jawab Anshori.

"Melalui HP (handphone)?" tanya Anita lagi.

"Iya," timpal Anshori.

Anshori mengaku, awalnya dia tidak tahu dua orang itu diminta untuk menyelundupkan senjata. Menurut dia, Rois hanya menyebut dua orang tersebut dikirim ke Filipina untuk mengantarkan barang dagangan.

Baca juga : Jadi Saksi, Pimpinan Kelompok JAD Peluk Terdakwa Bom Thamrin

Rois juga memberinya dana 20.000 dollar Amerika Serika (AS) untuk akomodasi dua orang tersebut.

"Beliau (Rois) tidak pernah menyampaikan kepada saya bahwa dua orang itu pada akhirnya untuk mengambil senjata," kata Anshori.

Menurut Anshori, kedua orang yang dicarinya itu langsung berkomunikasi dengan Rois sehingga dia tak mengetahui soal penyelundupan senjata itu.

Anshori baru mengetahui adanya penyelundupan setelah misi tersebut gagal.

"Akhirnya saya baru tahu bahwa itu tidak berhasil. Mau enggak mau, kami minta maaf," ucap Anshori.

Dalam persidangan tersebut belum terungkap senjata itu akan digunakan untuk apa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com