Rahmat menuturkan, pecahan tembok Berlin dan lukisan mural yang berada di RTH Kalijodo merupakan spot favorit para pengunjung.
"Orang-orang pada suka foto-foto di situ," kata Rahmat.
Arena BMX dan skateboard yang berdiri di tengah RTH Kalijodo juga tak sepi pengunjung. Terlihat sejumlah anak dan remaja sedang memanfaatkan fasilitas itu.
Baik Rahmat dan Dewi mengaku bersyukur dengan kehadiran RPTRA dan RTH Kalijodo. Bagi mereka, kehadiran dua fasilitas publik tersebut berhasil menghilangkan citra negatif yang lekat pada kawasan Kalijodo.
"Sekarang bisa dibilang sudah enggak ada yang aneh-aneh. Paling biasanya ada beberapa anak punk tapi itu bisa diatasi karena sekarang banyak Satpol PP di sini," kata Dewi.
Dewi juga mengaku dirinya sebelumnya tak pernah berani datang ke kawasan Kalijodo karena takut dengan kehidupan malamnya. Setelah dibongkar, barulah Dewi mau mendatangi kawasan tersebut.
Baca juga : Pembangunan Area Parkir di Kolong Tol Kalijodo Dimulai Tahun Depan
"Dulu saya mana berani datang ke sini, serem kan. Alhamdulillah setelah dibongkar dan dipindahkan sekarang jadi kayak begini mah enak, semua bisa datang," kata Dewi yang tinggal di Tambora, Jakarta Barat.
Rahmat juga mempunyai pendapat yang sama. Menurutnya, adanya RTH dan RPTRA Kalijodo membuat kawasan tersebut terasa lebih ramai dan terbuka bagi seluruh masyarakat.
"Kalau dulu kan cuma orang tertentu yang bisa datang. Itu pun niatnya enggak baik kan? Kalau sekarang bagus banyak yang datang. Tua-muda, laki-perempuan, jadi lebih bermanfaat lah buat masyarakat," katanya.