Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusun KS Tubun yang Akhirnya untuk Warga Berpenghasilan Menengah

Kompas.com - 12/03/2018, 05:30 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir satu tahun setelah peresmiannya, harga sewa dan sasaran warga yang berhak menyewa rumah susun (rusun) KS Tubun yang terletak di Jalan Raya Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat mulai dibocorkan.

Kepala Unit Pengelola Rusun (KUPRS) Jatirawasari Dwiyanti Chotifah mengatakan, rusun terakhir yang dibangun di era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beserta wakilnya, Djarot Saiful Hidayat tersebut diperuntukkan masyarakat berpenghasilan menengah (MBN).

"Syarat huniannya ber- KTP DKI, misalnya MBN suami istri berpenghasilan minimal Rp 7 juta," kata Dwiyanti kepada Kompas.com pada Jumat (9/3/2018).

Ia mengatakan rusun ini berbeda dengan rusun lainnya yang diperuntukkan warga relokasi. Namun, lanjut Dwiyanti rusun ini juga tak dapat disamakan dengan apartemen baik dari segi fasilitas maupun harganya.

Dengan demikian, perkiraan harga sewa rusun ini sekitar Rp 1.700.000 per bulan. Harga ini tentu berbeda dengan rusun warga relokasi dengan standar harga sekitar Rp 180.000 - Rp 281.000 per bulan.

Baca juga : Harga Sewa Rusun KS Tubun Diperkirakan Sekitar Rp 1,7 Juta per Bulan

Unit-unit hunian Rusunawa KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.Dok. Dinas Perumahan DKI Unit-unit hunian Rusunawa KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.

Meski demikian, Dwiyanti mengatakan, harga ini masih memiliki peluang naik atau turun. Pasalnya, harga sewa Rp 1,7 juta per bulan belum melalui persetujuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Melalui pertimbangan panjang

Pembangunan rusun ini mulai digagas sejak tahun 2014 dan selesai dibangun pada awal tahun 2016. Rusun ini diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono pada April 2017 saat Ahok dan Djarot tengah menjalani masa kampanye Pilkada DKI 2017.

Kabid Pembangunan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Triyanto mengatakan rusun tersebut terdiri dari 3 bangunan tower yang masing-masing terdiri dari 16 lantai. Ada sebanyak 524 unit hunian tipe 36 tersedia di sana.

Lift yang tersedia di Rusun KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.(doc. Dinas Perumahan) Lift yang tersedia di Rusun KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.

Tri melanjutkan, bangunan rusun tersebut dilengkapi berbagai macam fasilitas lengkap. Tersedia lift di setiap tower untuk memudahkan penghuni menuju unit huniannya masing-masing.

Baca juga : Karena Lokasi, Harga Sewa Rusun KS Tubun di Tanah Abang Lebih Tinggi

Kamera Closed Circuit Television (CCTV) juga telah dipasang di berbagai sudut ruangan untuk memastikan keamanan penghuni rusun.

Namun saat itu peruntukan dan harga rusun belum diputuskan. Tak hanya itu, awalnya UPRS yang mengelola rusun tersebut belum ditentukan. Tri mengatakan, perlu dilakukan sejumlah pembahasan terkait berbagai hal tersebut.

Lokasi strategis

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah karena KS Tubun terletak di kawasan yang sangat strategis atau berada di kawasan TOD (transit oriented development).

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke Stasiun Tanah Abang dan pusat perniagaan Pasar Tanah Abang.

Halaman:


Terkini Lainnya

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com