Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Aturan Ganjil Genap di Pintu Tol Bekasi Timur dan Barat

Kompas.com - 12/03/2018, 06:15 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Peraturan ganjil genap (ganjil genap) mulai diberlakukan di gerbang tol Bekasi Barat dan Timur, Senin (12/3/2018). Peraturan ini hanya berlaku untuk kendaraan dari Bekasi menuju Jakarta mulai pukul 06.00-09.00.

Peraturan ganjil genap ini sama seperti di ruas jalan protokol di Jakarta. Pada hari ini, artinya kendaraan dengan nomor polisi genap yang dapat masuk ke dalam ruas tol melalui gerbang tol Bekasi Barat dan Timur.

Kebijakan ini merupakan satu dari tiga kebijakan yang disiapkan pemerintah untuk mengurai kepadatan lalu lintas menuju Jakarta di ruas tol Jakarta-Cikampek.

Baca juga : Ingat, Hari Ini Ada Ganjil Genap di Pintu Tol Bekasi Barat dan Timur

Pemerintah tidak melarang kendaraan yang tidak sesuai dengan tanggal saat hari itu untuk masuk ke dalam tol Jakarta-Cikampek. Mereka yang hari ini menggunakan kendaraan dengan pelat nomor ganjil dapat masuk melalui gerbang tol lain, seperti Tambun dan Pondok Gede.

Namun, warga diharapkan memilih naik transportasi umum yang telah disediakan.

Layanan bus

Penerapan peraturan ganjil genap ini dikhawatirkan akan membuat kepadatan berpindah ke jalan arteri yang berada di sekitar Bekasi. Hal ini diakui memang sebagai suatu dampak yang tidak dapat dihindari.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihatono mengatakan, kebijakan ini memang diharapkan membuat masyarakat beralih ke transportasi umum sehingga tujuan mengurai kemacetan di tol Jakarta-Cikampek tercapai.

Baca juga : Ini Lokasi dan Jadwal Keberangkatan Bus untuk Ganjil-Genap di Pintu Tol Bekasi

"Kebijakan ini diharapkan dapat membuat masyarakat berpindah ke transportasi umum. Jadi bukan karena ganjil genap dia mencari jalan lain, lalu kena macet. Tapi mengubah pola pikir agar tidak terkena macet maka pindah ke angkutan umum," ucap Bambang beberapa waktu lalu di sela sosialisasi kebijakan ini di gerbang tol Bekasi Barat, Senin (6/3/2018).

BPTJ tidak sesumbar. Untuk menarik minat masyarakat mereka sudah menyiapkan secara bertahap 60 bus Transjabodetabek Premium yang dapat digunakan. Bus ini langsung menuju tujuan seperti Plaza Senayan, Blok M, Thamrin City, dan Kuningan.

Bus-bus ini berangkat dari Bekasi Timur (Bekasi Trade Center dan LRT City Grand Dhika), serta Bekasi Barat yang akan diberangkatkan dari Summarecon dan Mega City.

Baca juga : BPTJ: Penerapan Ganjil-Genap di Tol Bekasi Bukan Diskriminasi 

Masyarakat diharuskan membayar Rp 20.000 untuk sekali jalan menuju tempat tujuan. Bus ini juga berbeda dari bus Transjakarta umumnya. Fasilitas seperti WiFi, reclining seat, kursi yang nyaman dan AC jadi layanan wajib yang diterima penumpang.

"Lalu kita sediakan kantung parkir di tempat keberangkatan bus tersebut. Contoh di Mega Bekasi, Bekasi Barat. Tarif parkirnya juga flat, Rp 10.000. Cukup tunjukkan karcis Transjabodetabek Premium maka otomatis mendapatkan layanan tarif flat tersebut," ucap Bambang.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengungkapkan, kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi 40 sampai 50 persen kepadatan lalu lintas. Berdasarkan data BPTJ, di gerbang tol Bekasi Barat setiap harinya saja dipenuhi sekitar 4.400 kendaraan.

Kompas TV Pemerintah mulai 12 Maret mendatang, menerapkan kebijakan pembatasan mobil berdasarkan nomor plat ganjil genap di gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com