Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sertani Puluhan Tahun Tinggal di Atas Becak di Jakarta

Kompas.com - 13/03/2018, 18:10 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Emperan pasar dan toko pun tak jarang menjadi kamar tidurnya. Untuk urusan mandi dan buang air besar atau air kecil, Sertani menumpang di kamar mandi umum atau toilet masjid.

Jerih payah Sertani menbuahkan hasil, keempat anaknya kini sudah berkeluarga dan hidup mandiri.

"Alhamdulillah anak-anak sekarang sudah besar," kata Sertani.

Memasuki dekade 2010-an, kehidupan Sertani tidak semakin mudah. Kemunculan ojek online dan meningkat pesatnya jumlah kendaraan pribadi membuat pendapatannya sebagai tukang becak tergerus.

Ia mengatakan, dirinya rata-rata mengantongi uang Rp 40.000 setiap hari. Kadang lebih tetapi tak jarang kurang dari angka itu. Ia sendiri menargetkan penghasilan sebesar Rp 50.000 setiap hari.

"Mau bagaimanapun mesti dapat itu Rp 50.000, disimpan khusus buat di kampung. Kalau buat makan sehari-hari ya lebihnya aja, kalau kurang kita seadanya aja, paling kita ngutang di warung," kata Sertani.

Demi memperoleh Rp 50.000 sehari, Sertani bekerja dari sebelum matahari terbit hingga matahari terbenam. Setiap pukul setengah enam pagi, ia sudah bersiaga di Pasar Telukgong mencari penumpang.

Ia baru memarkirkan becaknya pada pukul 20.00 WIB, ketika Pasar Telukgong sudah tutup. Sambil menunggu penumpang, ia mengisi harinya dengan ngobrol bersama tukang-tukang becak lainnya.

"Yah kalau siang begini paling ngobrol-ngobrol aja sama teman-teman. Paling senang kalau ada teman-teman, kawan-kawan gini bisa ngobrol atau bercanda. Kalau sendiri ya paing tidur. Yang penting seneng," katanya.

Puluhan tahun jadi penarik becak, Sertani berharap nasibnya dapat diperhatikan pemerintah.

"Harapannya ya kita bisa narik terus, nariknya lancar. Jangan banyak-banyak digaruklah (ditagkap)," kata Sertani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com