JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengurangi penggunaan air tanah oleh warga Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap, nantinya seluruh rumah di Jakarta memiliki saluran untuk menerima air PAM.
"Kita semua ingin memulai suatu gerakan. Kita kurangi penggunaan air tanah hingga pada suatu saat harapan kita di tahun 2030 semuanya akan tersalurkan airnya dan kita tidak lagi mengambil air tanah," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (14/3/2018).
Baca juga: Sandiaga: Rumah Saya Ternyata Ada Sumur Air Tanah Juga
Ia mengatakan, baru 60 persen rumah di Jakarta yang menggunakan air PAM.
Sementara sisanya masih belum memiliki saluran dan mengambil air tanah.
Penggunaan air tanah secara terus menerus, lanjutnya, dapat menyebabkan permukaan tanah menurun drastis.
Baca juga: DPRD Usulkan Persyaratan Pemakaian Air Tanah Direformasi
Jika semua warga Jakarta meninggalkan air tanah, Sandiaga yakin penurunan permukaan tanah bisa berhenti.
Tidak hanya itu, peluang lapangan kerja juga akan terbuka.
"Terbuka dari segi infrastruktur karena yang kita perlukan adalah infrastruktur mikro, bukan yang besar yang hanya berpihak ke golongan menengah ke atas," katanya.
Baca juga: Anies: Gedung yang Gunakan Air Tanah Ilegal Bikin Permukaan Tanah Turun
Sebelumnya, Sandiaga juga bercerita tentang rumahnya yang ternyata ada sumur air tanahnya. Sandiaga mengatakan, dia langsung meminta Palyja menutup sumur itu.
"Rumah saya ternyata ada sumur air tanah juga. Jadi ini yang kami mau matikan. Mau tukar semuanya dengan air PAM," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.