Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Sebut CW Pernah Kembali Ajukan Hak Adopsi Kelima Anak

Kompas.com - 14/03/2018, 15:11 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ikut turun tangan untuk masalah adopsi lima anak oleh CW yang menginap di hotel selama sekitar 10 tahun.

Komisioner KPAI Putu Elvina mengatakan, CW pernah mengajukan hak adopsi kembali kelima anak tersebut. Namun KPAI tidak langsung mengambil keputusan.

"Si ibu pernah melapor ke kita, untuk hak asuh kembali. Namun kita tentu tidak bisa begitu saja memberikan izin karena proses hukum sedang berjalan. KPAI dalam fungsi pengawasannya tentu merasa berat memberikan hak asuh kepada ibu tersebut," ucap Komisioner KPAI Putu Elvina saat dihubungi Rabu (14/3/2018).

Baca juga : Biaya CW 10 Tahun Tinggal di Hotel Diperkirakan Sekitar Rp 12 Miliar

Putu mengungkapkan, ada beberapa tindakan CW yang dinilai KPAI tidak bisa diberikan rekomendasi hak asuh.

Salah satunya cerita mengenai dua dari lima anak tersebut ditinggal di dalam kamar hotel dan dikunci dari luar. Ada unsur penelantaran yang terjadi dalam hal pengasuhan anak.

"Bayangkan kalau misal terjadi apa-apa, kebakaran misalnya, dihotel tersebut. Bagaimana nasib anaknya. Jadi KPAI berhati-hati jangan sampai anak-anak ini diasuh kembali oleh CW," ucap Putu.

Baca juga : KPAI Gandeng Kemensos Cari Orangtua Anak-anak yang Diadopsi CW

Selain itu, CW dalam keterangannya tidak dapat menunjukkan surat keterangan adopsi kelima anak tersebut. Sebelumnya CW mengaku sudah mendapat surat adopsi dari orang tua masing-masing anak.

"Ini bisa saja masuk adopsi ilegal kalau tidak bisa menunjukkan bukti-bukti surat tersebut. Waktu KPAI minta surat adopsi CW juga tidak bisa tunjukkan. Jadi kasus ini banyak memang variannya," ucap Putu.

KPAI juga bekerja sama dengan kementerian sosial untuk mencari tahu orangtua kelima anak tersebut. Saat ini, kelima anak tersebut berada di rumah aman Kemensos.


"Namun tentunya kami akan assessment lagi orangtua ini. Apakah bisa diserahkan tanggung jawab mengurus mereka sebab sebelumnya CW mengaku sudah mendapatkan surat adopsi dari para orang tua anak-anak tersebut. Jadi KPAI akan kawal proses hukumnya juga proses lanjutannya," ucap Putu.

Baca juga : Misteri Kehidupan CW dan 5 Anak Adopsinya di Hotel Selama 10 Tahun

Sebelumnya, polisi mengamankan CW dan empat orang anak di salah satu hotel di Jakarta Pusat, akhir Februari lalu. Sebelumnya, polisi mendapat laporan dari warga bernama Y bahwa ada dugaan CW melakukan eksploitasi terhadap anak-anak tersebut.

Y mengetahui hal itu dari FA, salah satu anak yang pernah tinggal dengan CW. FA melarikan diri dari CW karena mendapat perlakuan kasar hingga tindakan penganiayaan.

Mendapat laporan tersebut, polisi kemudian mendatangi hotel yang dimaksud. Di dalam satu kamar hotel, polisi menemukan CW dan empat anak lainnya. Keempat anak tersebut berinisial, RW (14), OW (13), EW (10), dan TW (8).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com