BEKASI, KOMPAS.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa banyak batu kerikil di rel kereta api? Rupanya, batu kerikil ini memiliki fungsi tersendiri.
Menurut Kepala Humas Daops I PT KAI Edi Kuswoyo, batu kerikil itu memiliki fungsi sebagai pemberat yang membantu rel tetap stabil dan meredam getaran.
Selain itu, batu krikil tersebut berfungsi mencegah tumbuhnya tanaman liar yang bisa mengakibatkan tanah di bawah rel tidak stabil.
"Kalau ada tanaman dapat mengganggu struktur jalur kereta api. Selain itu juga untuk menjaga rel tetap berada di tempatnya apabila kereta api berjalan melewati rel tersebut. Selain itu fungsinya juga untuk meluluskan air," ucap Edi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/3/2018).
Ia juga menyampaikan, penyebutan krikil sebenarnya tidak terlalu tepat. Batu-batu di rel itu, kata dia, disebut balast.
"Penyebutan batu kerikil sebenarnya tidak terlalu tepat. Yang benar adalah balast, tepatnya balast kricak ukuran 2/6 sentimeter," ujar dia.
Baca juga : Transportasi di Jakarta Harus Berbasis Rel
Balast merupakan bagian dari badan jalan kereta api tempat untuk meletakkan bantalan rel. Penempatannya di antara, di bawah, dan di sekitar jalur hingga drainase di kanan kiri rel.
Balast pada rel kereta dibuat dua lapisan. Adapun lapisan pertama terdiri dari batu pecah yang kasar dan bersudut.
Lapisan kedua atau subbalast biasanya terdapat pasir kasar, kerikil sedang, atau kerikil halus.
Untuk perawatannya, dilakukan secara berkala dengan membersihkan lapisan balast dari lumpur dan debu.
Perawatan ini juga untuk menjaga kerapatan balast dan terkadang bila perlu balast diganti dengan lapisan baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.