Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok "Kuburan" Mobil di Terminal Rawa Buaya

Kompas.com - 16/03/2018, 16:31 WIB
Rima Wahyuningrum,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terminal Rawa Buaya kini berubah fungsi. Terminal itu tak lagi jadi tempat pemberhentian atau pengangkutan penumpang melainkan jadi penampungan angkutan umum hasil penilangan.

"Di sini mobil hasil penindakan yang udah enggak diurus syarat-syaratnya. Jadi di sini lama-lama jadi rongsokan," kata Kasatpel Terminal Mobil Barang (TMB) Rawa Buaya, Yanuarianto, kepada Kompas.com pada Jumat (16/3/2018) di lokasi.

Terdapat tiga cara untuk pengambilan kendaraan yang ditilang. Pertama, pemilik harus membuat surat KIR sementara.

Kedua, mengikuti sidang dan meminta surat pengantar pengeluaran kendaraan. Ketiga, membayar biaya retribusi sesuai dengan masa inapnya.

"Kalau sesuai prosedur sih 14 hari atau dua minggu sudah bisa ambil. Makin lama di sini, makin besar biaya retribusinya. Tapi ada juga yang ditinggal sampai bertahun-tahun," katanya.

Mobil tua yang lama tak diambil pemililnya bertahan terparkir di Terminal Rawa Buaya, Jakarta Barat pada Jumat (16/3/2018).KOMPAS.com/ RIMA WAHYUNINGRUM Mobil tua yang lama tak diambil pemililnya bertahan terparkir di Terminal Rawa Buaya, Jakarta Barat pada Jumat (16/3/2018).

Berdasarkan pantauan Kompas.com pukul 09.30-11.00 WIB, beberapa angkutan umum yang terlihat yaitu bus, metromini, kopaja, dan angkot.

Baca juga : Melihat Kuburan Bajaj Oranye di Gang Makmur Jakarta Pusat

Kondisi masing-masing berbeda-beda. Ada yang sudah tak memiliki ban, kaca pecah, ban kempes, atap mobil ambruk, bak mesin terbuka, dicoret-coret, dan ditumbuhi rumput liar.

Mobil-mobil tersebut tersebar di lahan seluas 10 hektar dengan klasifikasi ukuran berbeda.

"Kita klasifikasi kecil, sedang dan besar. Yang kecil gabung sama sedang, yang besar sendiri," kata Yanwarianto.

Taksi-taksi tertua di Terminal Mobil Raya Buaya yang sudah terparkir sejak lima tahun silam masih ada hingga Jumat (16/3/2018).KOMPAS.com/ RIMA WAHYUNINGRUM Taksi-taksi tertua di Terminal Mobil Raya Buaya yang sudah terparkir sejak lima tahun silam masih ada hingga Jumat (16/3/2018).

Salah satu mobil tertua yaitu metromini berwarna oranye-biru dan sepasang taksi yang sudah ditumbuhi tanaman liar. Yanwarianto mengatakan, kendaraan tersebut berada di sana selama hampir lima tahun.

Ia menyampaikan, terminal tidak menyediakan perawatan bagi kendaraan yang diinapkan di sana. Pihaknya hanya melakukan pengawasan keamanan selama 24 jam.

"Kita kan terminal, masalah pencatatan, pendataan dan pengeluaran yang ada surat resminya," ujar dia.

Berbagi lahan dengan kerbau

Lahan parkir kendaraan di Terminal Rawa Buaya tidak rata dengan cor semen. Bagian belakang terminal masih berupa lapangan hijau yang juga berisi mobil-mobil tua.

Tempat parkir yang bercor diisi mobil-mobil berukuran sedang dan kecil seperti angkutan kota dan taksi. Sementara itu, bagian lapangan rumput diisi kendaraan besar seperti bus kota.

Kondisi bus yang sudah reot di Terminal Mobil Rawa Buaya, Jakarta Barat pada Jumat (16/3/2018).KOMPAS.com/ RIMA WAHYUNINGRUM Kondisi bus yang sudah reot di Terminal Mobil Rawa Buaya, Jakarta Barat pada Jumat (16/3/2018).

Uniknya, pada bagian belakang terminal, tepatnya di lapangan rumput, bus-bus tersebut seolah berbagi lahan dengan kerbau-kerbau. Sebanyak 4 kerbau menyebar di sekitar bus-bus tua. "Itu (kerbau) enggak ada yang punya," kata Yanwarianto.

Ia juga menyampaikan, ketika musim hujan, kerap muncul genangan di lapangan tersebut. "Karena kita belum di-cor semua. Kalau hujan, becek, bisa amblas, dulunya kan rawa," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com