JAKARTA, KOMPAS.com - Terminal Rawa Buaya kini berubah fungsi. Terminal itu tak lagi jadi tempat pemberhentian atau pengangkutan penumpang melainkan jadi penampungan angkutan umum hasil penilangan.
"Di sini mobil hasil penindakan yang udah enggak diurus syarat-syaratnya. Jadi di sini lama-lama jadi rongsokan," kata Kasatpel Terminal Mobil Barang (TMB) Rawa Buaya, Yanuarianto, kepada Kompas.com pada Jumat (16/3/2018) di lokasi.
Terdapat tiga cara untuk pengambilan kendaraan yang ditilang. Pertama, pemilik harus membuat surat KIR sementara.
Kedua, mengikuti sidang dan meminta surat pengantar pengeluaran kendaraan. Ketiga, membayar biaya retribusi sesuai dengan masa inapnya.
"Kalau sesuai prosedur sih 14 hari atau dua minggu sudah bisa ambil. Makin lama di sini, makin besar biaya retribusinya. Tapi ada juga yang ditinggal sampai bertahun-tahun," katanya.
Baca juga : Melihat Kuburan Bajaj Oranye di Gang Makmur Jakarta Pusat
Kondisi masing-masing berbeda-beda. Ada yang sudah tak memiliki ban, kaca pecah, ban kempes, atap mobil ambruk, bak mesin terbuka, dicoret-coret, dan ditumbuhi rumput liar.
Mobil-mobil tersebut tersebar di lahan seluas 10 hektar dengan klasifikasi ukuran berbeda.
"Kita klasifikasi kecil, sedang dan besar. Yang kecil gabung sama sedang, yang besar sendiri," kata Yanwarianto.
Ia menyampaikan, terminal tidak menyediakan perawatan bagi kendaraan yang diinapkan di sana. Pihaknya hanya melakukan pengawasan keamanan selama 24 jam.
"Kita kan terminal, masalah pencatatan, pendataan dan pengeluaran yang ada surat resminya," ujar dia.
Berbagi lahan dengan kerbau
Lahan parkir kendaraan di Terminal Rawa Buaya tidak rata dengan cor semen. Bagian belakang terminal masih berupa lapangan hijau yang juga berisi mobil-mobil tua.
Tempat parkir yang bercor diisi mobil-mobil berukuran sedang dan kecil seperti angkutan kota dan taksi. Sementara itu, bagian lapangan rumput diisi kendaraan besar seperti bus kota.
Ia juga menyampaikan, ketika musim hujan, kerap muncul genangan di lapangan tersebut. "Karena kita belum di-cor semua. Kalau hujan, becek, bisa amblas, dulunya kan rawa," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.