Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Eretan, Transportasi Tradisional yang Bertahan di Ibu Kota

Kompas.com - 17/03/2018, 09:00 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan Jakarta yang semakin pesat tak membuat kendaraan-kendaraan tradisional kalah bersaing dengan moda transportasi yang sudah jauh lebih modern.

Eretan misalnya yang merupakan sebutan bagi perahu untuk menyeberangi sungai. Konsepnya mirip getek, tapi bentuknya lebih besar sehingga bisa memuat kapasitas lebih banyak.

Di tengah Jakarta, perahu eretan bahkan masih bisa ditemukan. Kompas.com mendapati eretan masih beroperasi di Kali Cagak, Muara Karang, Jakarta Utara, tepatnya di kolong jalan Tol Pelabuhan.

Kompas.com menemui "dermaga" perahu eretan setelah melewati sebuah gang kecil yang terletak di jalan Pluit Karang Barat.

Baca juga : Pengendara Sepeda Motor Pilih Naik Eretan demi Hindari Macet

Jalan pintas bebas macet

Eretan tersebut rupanya menjadi primadona bagi para pengendara motor yang biasa melintas di kawasan tersebut. Setiap harinya, eretan bisa mengangkut puluhan hingga ratusan sepeda motor.

Pasalnya, dengan menggunakan eretan itu para pengendara motor dapat menghemat waktu dan bensin karena tidak perlu memutar jauh.

Endang misalnya, warga Kapuk Muara ini sudah lima tahun menggunakan jasa eretan tersebut.

"Pakai eretan ini bisa hemat 10-15 menitan lah. Kalau lewat Teluk Gong bisa sekitar setengah jam, lewat sini paling sepuluh menit," kata Endang

Safei, penarik eretan di Muara Karang sejak 1989.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Safei, penarik eretan di Muara Karang sejak 1989.

Serupa dengan Endang, Deni yang tinggal di Ciputat juga selalu menggunakan eretan untuk menuju ke kantornya yang terletak di bilangan Pluit.

"Wah, sudah enggak terhitung naik eretan, habis enak sih lumayan bisa motong macet," katanya.

Waktu tempuh dalam menggunakan eretan pun tidak terlalu lama. Para pengguna eretan hanya menghabiskan waktu sekitar lima menit untuk sekali menyeberang.

Untuk menggunakan perahu eretan tersebut, para pengendara motor dikenakan tarif Rp 2.000 dan Rp 3.000 bagi yang berboncengan. Sementara, pejalan kaki hanya perlu mengeluarkan Rp 1.000.

Bisa Menyekolahkan Anak

Eretan tersebut beroperasi sejak pukul 04.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Pengoperasian eretan juga tidak mengenal hari libur alias tujuh hari dalam sepekan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com