JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembersihan lautan sampah di Muara Angke, Jakarta Utara, terus dilakukan.
Pada hari kedua, Minggu (18/3/2018), 400 petugas diturunkan dengan bantuan alat berat berupa backhoe amphibi.
Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ali Maulana Hakim mengatakan, kondisi lingkungan sekitar berupa bakau menyulitkan proses pembersihan sampah.
Baca juga: Abdul, Petugas Pembersih Lautan Sampah yang Tanamkan Budaya Bersih ke Anak-anaknya
"Ini ada gabungan akar-akar mangrove juga lumpur dari bekas tambak. Ini kalau kami bersihkan sering menyulitkan, terutama dengan alat berat. Makanya masih dibutuhkan kerja manual," ujar Ali saat ditemui di kawasan Ecomarine, Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu siang.
Kesulitan lainnya yang dihadapi adalah tinggi permukaan laut.
Hal ini menyulitkan petugas menggunakan kapal pengangkut sampah yang ukurannya lebih besar.
Baca juga: Pembersihan Lautan Sampah di Muara Angke Butuh Waktu Seminggu
Ali berharap, pembersihan sampah dapat diselesaikan dalam satu pekan.
Selain itu, ia juga menargetkan titik yang dibersihkan bukan hanya sampah di lahan hutan mangrove saja, tetapi juga di sekitar lokasi ekowisata tersebut.
Baca juga: Anies Minta Jaring Penyaring Sampah ke Menteri Susi
"Saya lihat di ujung-ujung, di luar lokasi tambak juga ada tumpukan sampah. Nanti juga di seluruh pesisir akan kami bersihkan. Kemarin, kan, ada keinginan membuat jaring di sekitar hutan mangrove agar sampah-sampah itu tidak masuk ke hutan mangrove tersebut," katanya.
Sebelumnya, pembersihan lautan sampah di Muara Angke dilakukan Sabtu (17/3/2018) dan petugas mengangkut 19 ton sampah.