Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Untung dari Helm dan Jaket Mirip Seragam Ojek Online

Kompas.com - 19/03/2018, 19:33 WIB
Iwan Supriyatna,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika melintasi Jalan Sultan Agung atau Jalan Kawi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Anda akan menemukan helm-helm mirip helm pengemudi ojek online berjejer rapi. 

Helm-helm itu dijajakan pedagang di bangunan semi-permanen di kawasan tersebut. Selain helm, ada jaket yang bertuliskan nama perusahaan ojek online seperti Uber, Grab, dan Go-Jek.

"Silakan, Bang. Dipilih saja, cuma Rp 45.000," kata seorang pedagang, sebut saja Agus, sambil menata jaket ojek online yang akan dijual.

Baca juga : Beli Akun Ojek Online di Facebook, F dan IS Mencuri Ponsel Pesanan

Pedagang itu mengaku menjual helm Rp 45.000 per buah, sedangkan jaket dijualnya Rp 75.000 per setel. "Kondisinya apa adanya," ucap pedagang itu sambil tersenyum.

Ia mengaku memperoleh barang-barang tersebut dari perusahaan ojek online yang melelang barang ketika tidak dipakai lagi oleh para pengemudinya.

"Enggak tahu juga itu (helm dan jaket) kenapa dijual, mau bangkrut kali, tetapi enggak tahu juga, sih," ujarnya. 

Agus mengatakan, cukup banyak pengemudi ojek online yang membeli helm maupun jaket dagangannya.

Per hari, ia mengaku dapat menghasilkan Rp 500.000-Rp 600.000 dengan menjual helm dan jaket tersebut.

"Enggak tentu sih, kadang ramai, kadang sepi, kadang dapat Rp 500.000, kadang Rp 600.000, kadang kurang," kata Agus.

Saat Kompas.com berbincang dengan Agus, ada seorang pengemudi ojek online bernama Fuad yang ingin membeli helm dan jaket dagangan Agus karena miliknya mulai usang.

"Buat ganti, dari pertama jadi ojol (ojek online) belum pernah ganti ini helm sama jaket," kata Fuad sambil memilah-milah jaket dan helm.

Baca juga : Cerita Porter Tanah Abang yang Penghasilannya Menurun sejak Ada Ojek Online

Menurut Fuad, penjualan helm dan jaket ojek online ini cukup membantu para pengemudi ojek online dalam memperoleh helm dan jaket dengan harga murah. Jika membeli dari perusahaan, harga helm dan jaket bisa mencapai Rp 500.000.

Riki, pengemudi ojek online lainnya, mengaku terbantu dengan adanya jaket dan helm tersebut. 

"Lumayan enggak jelek-jelek banget, ini juga masih ada yang bagusnya, kan enggak semua second, ada yang baru meskipun reject," ujar Riki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com