Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mekanisme Pengajuan Cuti Istri Melahirkan bagi PNS Pemkot Bekasi

Kompas.com - 20/03/2018, 21:56 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Cuti bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang istrinya melahirkan atau operasi sesar dikategorikan sebagai cuti dengan alasan penting.

Menurut Kepala Bidang Penilaian Kinerja Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkot Bekasi Widityawarman, sejauh ini pegawai Pemkot Bekasi belum memahami bahwa cuti dengan alasan penting termasuk cuti menemani istri melahirkan.

Pegawai, kata dia, masih bingung saat mengajukan alasan untuk cuti. "Kalau pegawai pria yang cuti karena istri melahirkan sampai sekarang belum ada. Kebanyakan alasannya mau menikah. Mereka kadang bingung alasan pengajuan cutinya, padahal ada hak tersebut," ucap Widityawarman saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/3/2018).

Ia menyampaikan, selain cuti istri melahirkan, cuti dengan alasan penting ini di antaranya cuti untuk merawat orangtua yang sakit, menikah, atau menikahkan anak.

Mengenai lamanya cuti bagi PNS yang istrinya melahirkan, Widityawarman menyampaikan bahwa hal itu tergantung dari atasannya. Nantinya, sang atasan akan menilai seberapa penting alasan cuti diajukan.

Selain itu, apabila pegawai yang bersangkutan sedang dalam proses kerja yang membutuhkan kehadiran, tentu pemberian lama cuti akan berbeda.

"Misal yang bersangkutan kepala audit dan saat ini sedang dalam masa laporan keuangan, tentu waktu yang diberikan tidak bisa terlalu lama. Lamanya maksimal memang satu bulan, tetapi keputusan berapa lamanya cuti dilihat dari berbagai aspek dan tidak tentu nanti dapat satu bulan penuh," ucap Widityawarman.

Baca juga : Sandiaga: PNS DKI yang Temani Istri Lahiran Bisa Cuti 4 Pekan

Dalam pengajuan cuti ini, prosesnya sama dengan pengajuan cuti biasa. Pegawai mengajukan langsung kepada atasannya dengan mengungkapkan alasan cuti.

Atasan kemudian mengizinkan berapa hari, lalu mengajukannya ke Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD).

Setelah itu, dikeluarkan izin cuti sesuai permintaan atasan tersebut. Pengajuan cuti minimal satu pekan sebelum tanggal cuti yang diajukan.

Terkait cuti untuk PNS yang istrinya melahirkan ini, Agung, salah satu PNS di Pemkot Bekasi, mengaku senang.

Dengan demikian, ia punya waktu lebih untuk menjaga istrinya sebelum dan setelah melahirkan.

"Pastinya ikut senang ya. Bisa jadi suami siaga juga, bisa jaga menjelang kehamilan, kelahiran dan pasca-melahirkan. Habis itu masuk kerja lagi," ucap Agung.

Deri, PNS Kota Bekasi lainnya, juga mendukung kebijakan ini. Namun, waktu cuti yang hingga satu bulan menurutnya terlalu lama.

"Mungkin cukup lima hari. Paling penting saat-saat melahirkan, sudah siaga di rumah sakit. Biar merasakan juga tanggung jawab sebagai suami," ucap Deri.

Baca juga : Anies Berikan Cuti Lima Hari untuk PNS DKI yang Istrinya Melahirkan

Sebelumnya, pemerintah melalui Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil telah mengatur secara rinci mengenai tata cara pemberian cuti berdasarkan jenis cuti, antara lain cuti alasan penting.

Dalam lampiran Perka BKN Nomor 24 Tahun 2017 poin IIE Nomor 3 disebutkan, PNS laki-laki yang istrinya melahirkan atau operasi sesar dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari unit pelayanan kesehatan.

Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan pejabat yang berwenang memberikan cuti paling lama satu bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com