Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Susah Nyuci, Susah Mandi, Mudah-mudahan Pak Anies-Sandi Dengar"

Kompas.com - 22/03/2018, 13:21 WIB
Iwan Supriyatna,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa yang menamakan diri Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ) meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga S Uno melaksanakan putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 31/Pdt/2017.

MA memerintahkan untuk menghentikan swastanisasi air di Jakarta dan mengembalikan pengelolaan air minum ke publik sesuai dengan konvenan internasional hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang telah diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2005.

"PDAM harus diposisikan sebagai unit operasional negara dalam merealisasikan kewajiban negara dan bukan berorientasi pada keuntungan semata," kata Arif perwakilan dari LBH Jakarta dalam orasinya di depan Balai Kota, Jakarta, Rabu (22/3/2018).

Baca juga : Protes Swastanisasi Air, Ibu-ibu Mandi di Depan Kantor Anies-Sandi

Arif meminta PAM Jaya dan Pemprov DKI Jakarta untuk tidak melakukan manuver-manuver yang menyimpang dari putusan MA dengan merestrukturisasi kerjasama dengan dua perusahaan swasta yang dikelola asing yakni Aetra dan Palyja.

"Air itu hak hidup untuk semua orang, sedangkan untuk menikmati air bersih yang dikelola Aetra dan Palyja harganya sangat mahal," ucap Arif.

Maka dari itu KMMSAJ yang terdiri dari sejumlah elemen organisasi masyarakat diantaranya Penggugat Swastanisasi Air, KRUHA, LBH Jakarta, Solidaritas Perempuan Jabotabek dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan meminta Pemprov DKI Jakarta untuk mencabut swastanisasi air, sehingga harga air bisa murah.

Baca juga : Anies Pastikan Akan Ikuti Perintah MA untuk Stop Swastanisasi Air

"Mudah-mudahan Pak Anies dan Pak Sandi mendengar, kami tidak bisa menikmati air dengan harga murah, susah nyuci, susah mandi," kata Erna Rosalina koordinator lapangan dari Solidaritas Perempuan Jabotabek.

Pantauan Kompas.com, sejak menggelar aksi pada pukul 10.30 hingga pukul 12.00, massa belum juga ditemui oleh perwakilan dari Pemprov DKI Jakarta.

"Kami terus tunggu sampai ada yang menemui kami, kami masih akan mandi di depan sini," tutur Erna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com