Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Kedaluwarsa Diedarkan di Supermarket, BBPOM Bantah Kecolongan

Kompas.com - 22/03/2018, 14:06 WIB
Rima Wahyuningrum,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta Sukriadi Darma membantah kecolongan atas beredarnya makanan impor kedaluwarsa di sejumlah supermarket kawasan Jabodetabek. 

Makanan impor kedaluwarsa itu diedarkan PT PRS. "Enggak, kita enggak kecolongan. Kalau perizinian SKI (surat keterangan impor)-nya memang keluar dari Badan POM itu," kata Sukriadi kepada Kompas.com, Kamis (22/3/2018).

Ia menyampaikan, SKI berlaku untuk setiap kali pemasukan barang ke Indonesia. Sukriadi juga mengatakan, barang yang masuk dari importir ke PT PRS bukan makanan kadaluwarsa karena telah sesuai syarat.

Baca juga : Terbongkarnya Gudang Makanan Kedaluwarsa Berawal dari Temuan Tumpukan Sampah

Adapun syarat yang dimaksud tersebut sesuai dengan Peraturan Kepala (Perka) Badan POM Nomor 30 Tahun 2017 Pasal 4 Ayat c.

"Di situ disebutkan pangan olahan yang masuk ke Indonesia itu harus 2/3 dari masa simpan. Kalau masa simpan 1 tahun, masuk ke sini 8 bulan," kata Sukriadi.

Berangkat dari kasus peredaran makanan impor kedaluwarsa oleh PT PRS tersebut, Balai Besar POM DKI Jakarta akan melakukan penyisiran ke tempat-tempat peredaran.

"Kita setiap hari sudah melakukan pemeriksaan, langkah selanjutnya kita akan melakukan penyisiran ke tempat-tempat peredaran. Kalau kita temukan ada yang kedaluwarsa, akan kita musnahkan," kata dia.

PT PRS kedapatan mengedarkan produk makanan olahan impor yang masa berlakunya hampir habis dan kedaluwarsa.

Produk itu mereka dapatkan dari Amerika Serikat dan Australia. Mereka diduga mengganti label pada produk makanan dengan keterangan masa berlaku yang diperpanjang agar bisa diperjualbelikan.

Baca juga : Tertangkap Edarkan Produk Kedaluwarsa, PT PRS Kantongi Izin Resmi

Dari kasus ini, polisi menangkap tiga orang tersangka yaitu seorang Direktur Utama PT PRS dan dua orang kepala gudangnya.

Adapun barang bukti yang ikut diamankan yaitu 96.060 produk seperti susu, selai, dan biskuit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com