Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CW: Kalau Tuduhan Tidak Benar, Apa Sanksinya untuk yang Fitnah Saya

Kompas.com - 23/03/2018, 10:24 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - CW, perempuan yang mengadopsi lima anak dan tinggal di sejumlah hotel mewah di Jakarta selama 10 tahun terakhir, mengatakan sempat tak berani keluar rumah. Dia trauma dengan perlakuan yang didapatkanya saat berada di Mapolres Jakarta Pusat.

Polisi memeriksa CW atas dugaan kasus penelantaran anak dan perlakuan kasar kepada lima anak adopsinya. CW merasa polisi memperlakukan dirinya seperti penjahat. Padahal, kata CW, semua yang dituduhkan kepadanya merupakan fitnah.

"Baru sekarang saya berani keluar, tadinya dua minggu karena perlakuan waktu saya ditanya di polres, dipisahkan dengan anak-anak. Caranya agak kasar, lain dengan di Polda dan benar-benar sangat menyakitkan. Padahal semuanya tidak benar sama sekali, kayak orang yang punya salah, kayak kriminal," kata CW di Mapolda Metro Jaya, Kamis (22/3/2018).

CW mengatakan, tuduhan semakin meluas dari pernyataan yang disampaikan Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri. CW mengatakan, Reza dalam pernyataannya di media mengatakan bahwa dia diduga melakukan penelantaran dan perlakuan kasar kepada anak adopsinya.

Baca juga : LPAI Nilai Kasus CW Bersama 5 Anak Adopsinya Penuh Kejanggalan

Reza dianggap membangun opini publik yang membuat masyarakat berpikir CW benar melakukan hal tersebut.

CW mengatakan tuduhan itu membuat dia dan keluarganya terpukul. Dia mengaku telah mendidik dan memelihara lima anak adopsinya dengan layak.

"Semua orang (keluarga) nangis dengar omongan Reza, enggak pernah anak saya pakaian lusuh. Baju saya begini anak saya baju bermerek," ujar CW.

"Saya cuma mau tanya, kalau semua tuduhan tidak terbukti, apa sanksi pemerintah kepada saya. Apa sanksi oknum-oknum yang jahat sama saya. Saya cuma minta itu, saya sudah tua," ujar CW.

Kasus tersebut berawal saat warga bernama R hendak menyekolahkan FA, salah satu anak yang diadopsi CW. FA melarikan diri dari CW karena menurut remaja itu, CW memberikan perlakukan kasar dan penganiayaan.

FA melarikan diri dan bertemu dengan Y yang sebelumnya merupakan pengasuh yang bekerja dengan CW. Saat itulah R yang merupakan kerabat Y mengenal FA. R mengadukan hal tersebut ke LPAI. LPAI kemudian meneruskan laporan ke polisi.

Polisi mendatangi hotel tempat CW menginap. CW telah beberapa kali diperiksa polisi. CW membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

CW lalu balik melaporkan Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak LPAI Reza Indragiri ke polisi dengan tuduhan telah melakukan fitnah.

Baca juga : Reza Indragiri Akan Kooperatif Terkait Pengaduan CW ke Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com