BEKASI, KOMPAS.com - Tempat kejadian perkara pengeroyokan dua anggota TNI di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, dalam kondisi tidak terjaga, Jumat (23/3/2018).
Lapak yang menjual durian tersebut nampak rapi setelah menjadi saksi bisu pengeroyokan dua anggota TNI oleh 15 anggota ormas, Rabu (21/3/2018).
"Sudah sejak kejadian sampai hari ini (lapak durian) belum buka. Biasanya sudah (buka) dari jam 10 pagi," ucap seorang mekanik bengkel di dekat lokasi, Obay.
Baca juga: Durian Berserakan Saat Oknum Ormas Keroyok Anggota TNI di Bekasi
Di lapak yang berukuran 2x3 meter tersebut terdapat dua meja dan dua kotak.
Kotak tersebut digunakan untuk menyimpan buah durian.
Kondisi meja dan kotak kayu masih baik, meskipun ada tanda kerusakan di sisi terluarnya.
Terdapat dua buah lampu yang dibiarkan menyala.
Baca juga: Gara-gara Tak Diberi Durian, 15 Oknum Anggota Ormas Keroyok Anggota TNI
Selain itu, terpal biru dan oranye terlihat tergulung di sana.
Menurut Obay, korban mulai berdagang durian di lokasi tersebut sekitar dua bulan lalu.
Saat pengeroyokan, Obay mengaku tidak berada di lokasi karena bengkelnya sudah tutup pukul 18.00.
Baca juga: 2 Anggota TNI Jadi Korban Pengeroyokan 15 Anggota Ormas di Bekasi
"Saya dengar kejadiannya sekitar jam 10 malam. Kamis kemarin banyak polisi dan anggota TNI menengok lokasi," ujarnya.
Sebelumnya, dua anggota TNI bernama Praka Ade Septiyanto dan Hendrik Kereh dianiaya segerombolan pemuda yang mengaku anggota ormas.
Anggota ormas itu mengeroyok Ade dan Hendrik karena menolak memberikan 9 buah durian yang mereka jual.
Gerombolan pemuda itu merusak lapak dan melempar buah durian ke arah korban.
Akibatnya, korban mengalami luka di tubuh dan wajah.