JAKARTA, KOMPAS.com - Perbaikan jalan retak di RT 012 RW 03 Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, atau dikenal dengan Kampung Berlan, Jakarta Timur, hampir selesai.
Dari pantauan Kompas.com di lokasi, Jumat (23/3/2018), beronjong yang disiapkan sebagai tanggul agar jalan tidak longsor lagi tersebut sudah dipasang di bantaran kali.
Beronjong tersebut dipasang hingga yang juga berfungsi sebagai tembok pembatas yang ikut ambruk akibat kemiringan tanah beberapa waktu lalu.
"Sudah hampir jadi, mudah-mudahan tidak longsor lagi. Bikin was-was kemarin," kata Rusdi, salah satu warga sekitar, Jumat (23/3/2018).
Baca juga : Perbaikan Jalan di Kampung Berlan Ditargetkan Selesai Satu Bulan
Namun, masih ada beberapa beronjong yang belum digunakan dan diletakan di atas tumpukan beronjong yang sudah dipasang.
Menurut Rusdi, petugas dari kecamatan dan kelurahan mengerjakan perbaikan ini dari pagi hingga sore hari.
"Ini (beronjong) belum dipasang, nanti diteruskan lagi. Biasanya pagi sampai sore petugas dari kelurahan dan kecamatan yang mengerjakan" ucap Rusdi.
Sementara itu, jalanan beraspal yang retak nantinya diaspal ulang. "Yang retak parah sudah ditutup dulu dari awal bulan, nanti kalau udah kelar bilangnya mau di aspal lagi," ujar warga lainnya, Harry.
Keretakan di Jalan Ksatria X Kampung Berlan terjadi pada Februari 2018. Warga semula tak menyangka bila keretakan jalan makin parah bahkan makin melebar pada Sabtu (10/2/2018) malam.
Sebagian warga menduga keretakan terjadi karena adanya gempa dan lempengan yang bergeser. Namun, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko, keretakan itu bukan karena faktor alam.
"Jadi saya kalrifikasi lagi, retakan itu bukan karena faktor gempa ataupun adanya patahan aktif. Itu tidak benar tidak ada kaitanya dengan faktor alam," kata Harry ketika itu.
Baca juga : Karena Penasaran, Anies Melihat Jalan Ambrol di Kampung Berlan Sambil Jongkok
Sementara itu, Lurah Kebon Manggis Mesrarianita menyampaikan bahwa kemungkinan retakan disebabkan beberapa faktor yang sebelumnya sempat dikeluhkan warga.
"Kalau dari aduan warga karena adanya pengerukan di kali beberapa waktu lalu, terus karena kendaraan berat seperti truk pengangkut sampah kali yang sering lewat juga," ujar Mesrarianita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.