Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Lautan Sampah ke Lautan Busa di Utara Jakarta...

Kompas.com - 24/03/2018, 11:59 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

"Ada busa karena ada limpasan air artinya jatuhan air karena jatuh keluar busa," kata Tarya kepada Kompas.com, Jumat (23/3/2018).

Sarmada, petugas dari UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sependapat dengan Tarya.

"Ini pertemuan air asin dan air adem, jadi posisi air itu jatuh menimbulkan buih," kata Sarmada.

Baik Sarmada dan Tarya menegaskan bahwa buih-buih tersebut muncul bukan akibat limbah pabrik.

"Enggak ada limbah, kalau ada limbah ini ikan pasti mati ini kan masih banyak pemancing-pemancing," kata Sarmada.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah pemancing dapat ditemukan di sekitar lokasi lautan busa. Septian, warga Harapan Jaya, merupakan salah satunya.

Sudah satu bulan terakhir ia memancing di lokasi tersebut dan selalu membawa pulang ikan.

"Alhamdulillah dapat-dapat aja sih ikannya. Di sini malah banyak ikannya," kata Septian.

Sebuah perahu kayak milik Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) DKI Jakarta di tepi Kanal Banjir Timur yang dipenuhi busa.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Sebuah perahu kayak milik Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) DKI Jakarta di tepi Kanal Banjir Timur yang dipenuhi busa.

Walau begitu, tumpukan busa itu tetap saja mengganggu pemandangan. Sejumlah atlet dayung biasa berlatih di sana pun merasa terganggu dengan kehadiran busa-busa setebal belasan sentimeter itu.

"Kalau tebal begini (busanya), kami enggak latihan di sini. Takut anak-anak sesak napas kalau nyebur," kata Pelatih Kepala Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) DKI Jakarta, Qurrotal Ayun.

Baca juga : Warga Sudah Biasa Lihat Busa di Marunda

Mendengar keluhan tersebut, Sarmada berjanji akan menurunkan petugas untuk mengatasi busa-busa yang memenuhi kanal tersebut. Ia juga akan meneliti kandungan air di sana untuk mengetahui apakaha ada limbah atau tidak.

Bila ada pepatah yang berbunyi 'lepas dari mulut singa masuk ke mulut buaya', untuk kasus di atas pepatah tersebut bisa diubah menjadi lepas dari lautan sampah masuk ke lautan busa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com