Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Sebut Lautan Busa di KBT Marunda karena Limbah Deterjen

Kompas.com - 24/03/2018, 12:21 WIB
David Oliver Purba,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, limbah deterjen menjadi salah satu penyebab Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Marunda, Jakarta Utara, dipenuhi busa.

Diduga, limbah deterjen itu datang dari pembuangan rumah tangga, bukan dari kawasan industri.

"Ditemukan di sana banyak sekali limbah deterjen. Deterjen ini ketika diteliti lebih jauh kebanyakan justru dari limbah deterjen rumah tangga karena di sekitar-sekitar situ, dari pantauan sementara belum ditemukan daerah industri," ujar Anies saat ditemui di kawasan Danau Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (24/3/2018).

(Baca juga: Dari Lautan Sampah ke Lautan Busa di Utara Jakarta...)

Anies mengatakan, dia akan meminta para petugas untuk menyosialisasikan penggunaan deterjen yang benar kepada masyarakat.

"Kita harus me-review kembali penggunaan deterjen itu, meskipun di rumah kita hanya menggunakan satu, dua baskom, satu mesin cuci, dua kali kerja tapi ketika dikumpulkan itu menjadi volume deterjen yang luar biasa besar. Jadi laporan sementara seperti itu dan ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan, tapi ini akan kita cek lebih jauh," ujar Anies.

Solusi menghilangkan buih dengan alat kimia, menurutnya, tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, buihnya memang hilang namun air tetap tercemar.

Ia mengaku memiliki sejumlah solusi untuk mengatasi hal tersebut. Namun, dia masih enggan untuk menjelaskan.

"Karena kalau sekedar menggunakan alat kimia untuk menghilangkan buih, buihnya hilang enggak kelihatan di foto, tapi bukan berarti polusinya hilang," ujar Anies.

Selain karena limbah deterjen, busa tersebut muncul karena terjadi proses pengadukan air saat terjadi beda tinggal muka air di pintu KBT dengan muara laut.

(Baca juga: Busa di KBT Marunda Disebut karena Pertemuan Air Laut dan Tawar)

Perairan Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Marunda, Jakarta Utara, dipenuhi busa pada Jumat (23/3/2018) sore. Berdasarkan pantauan Kompas.com, busa itu memenuhi KBT selepas Pintu Air Weir 3 Marunda.

Petugas Pintu Air Weir 3 Marunda Tarya mengatakan, busa-busa tersebut muncul akibat limpasan air di pintu air tersebut.

Adapun busa-busa di KBT Marunda itu sudah menjadi pemandangan warga sehari-hari. Busa-busa itu sudah muncul selama lima tahun terakhir.

Busa akan hilang apabila pintu air dibuka. Air akan langsung mengalir ke laut apabila pintu air dibuka.

Dia menampik apabila busa tersebut muncul akibat adanya limbah yang mencemari perairan.

"Kami enggak tahu juga kalau ada limbah sabun atau apa, tetapi kalau busanya itu pengaruh besarnya, ya, karena limpasan aja," ujar Tarya, Jumat (23/3/2018) sore.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sengaja membongkar rancangan awal yang dibuat pada masa pemerintahan Ahok dan Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com