JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi sidang kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin, Joko Sugito, mengaku sering belajar merakit bom.
Dia mengaku belajar merakit bom untuk persiapan menghadapi perang di akhir zaman.
"Kami persiapan apabila nanti di akhir zaman dipertemukan Allah dengan zaman peperangan, bertemu dengan peperangan besar," ujar Joko dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2018).
Baca juga: Terpidana Bom Samarinda Ikuti Pengajian dan Baca Buku Terdakwa Bom Thamrin
Joko mengaku mengetahui informasi untuk menghadapi akhir zaman dari buku-buku yang dibacanya.
Persiapan itu tidak hanya menggunakan bom, tetapi senjata apa pun yang bisa dirakit.
Menurut Joko, pembelajaran merakit bom juga bagian dari iman.
Baca juga: CW Mengikutkan Anaknya Homeschooling karena Trauma Bom Thamrin
"Itu, kan, substansi daripada etika kita mengimani hari akhir. Kita harus punya persiapan, modal," katanya.
Joko mengaku tidak sendirian belajar merakit bom.
Dia juga pernah belajar bersama Juhanda, pelaku pelemparan bom molotov ke Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.
Pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kalimantan Timur itu juga mengaku sering berlatih memanah dan berenang.
Baca juga: Saksi Anggap Ilmu Terdakwa Bom Thamrin di Atas Abu Bakar Bakar Baasyir
Menurut Joko, semua pembelajaran dan latihan itu sudah dilakukannya jauh sebelum mengenal terdakwa bom Thamrin, Aman Abdurrahman.
"Saya belajar dari dulu, mulai dari memanah, berenang, mengenal bahan bom," ucap Joko.
Adapun Joko juga merupakan terpidana kasus pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene. Dia telah divonis 7 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada 25 September 2017.