JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah eks karyawan Alexis meminta solusi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah tempat bekerja mereka ditutup Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Meski demikian, mereka menolak bergabung program pemerintah yang bergerak di bidang kewirausahaan yaitu OK OCE.
Salah seorang eks karyawan Alexis, Nurmansyah menyebut program tersebut omong kosong.
"OK-OCE itu omong kosong. Saya, sih, belum mencoba, tetapi ada rekan saya yang mencoba di situ bukan untuk dinaungi, tetapi untuk joint business," kata Nurmansyah kepada wartawan, di Hotel Alexis, Jakarta Utara, Kamis (29/3/2018).
Baca juga: Hotel Alexis Gelap Gulita Setelah Ditutup Satpol PP
Nurmansyah menjelaskan, eks karyawan Alexis tidak mempunyai keterampilan berbisnis. Menurutnya, dibutuhkan modal besar pula untuk memulai bisnis.
Mantan supervisor di usaha karaoke Alexis itu mengatakan, keterampilan mereka hanya sebagai karyawan.
Ia mengatakan, eks karyawan Alexis sudah dirumahkan sejak Rabu (27/3/2018).
Baca juga: Sandiaga Buka Kesempatan Eks Pekerja Alexis Gabung OK OCE
"Dari perusahaan kami sudah dapat hak kami seperti pesangon, gaji terakhir, bahkan uang THR kami sudah diberikan," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengusulkan eks pekerja Alexis bisa mengikuti program OK OCE.
Baca juga: Petugas Keamanan Alexis Halangi Satpol PP Pasang Spanduk Penutupan
"Khususnya di gerakan OK OCE ini ada beberapa usaha perhotelan yang bisa menyerap. Nanti tentunya dari Disnaker bisa mendata berapa teman-teman dari Alexis Group yang harus direlokasi pekerjaannya," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta.
Pemprov DKI menutup usaha yang tersisa di Alexis yakni bar, karaoke, restoran, dan musik hidup.
Pencabutan izin usaha dilakukan setelah Pemprov DKI menemukan adanya praktik prostitusi dan perdagangan orang di tempat hiburan tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.