Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Problematika Tunggakan Sewa Rusun dan Kekhawatiran Pengurus Menindak

Kompas.com - 03/04/2018, 11:35 WIB
Ardito Ramadhan,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 75 persen warga Rumah Susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, disebut menunggak biaya sewa bulanannya.

Hal itu diungkapkan Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Marunda Yasin Pasaribu saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/4/2018). Ia mengatakan, tunggakan tersebut telah mencapai angka miliaran rupiah.

"Memang benar kalau ada yang menunggak. (Angka) pastinya saya belum tahu berapa, tetapi kayaknya sepuluh koma sekian miliar-lah itu," kata Yasin.

Menurut Yasin, tingginya tunggakan sewa tersebut tidak melulu disebabkan rendahnya penghasilan para penghuni rusun. Ia menyoroti bahwa ada sejumlah penghuni rusun yang memang enggan membayar tagihan rusun.

Baca juga: Tunggakan Sewa di Rusun Marunda Capai Rp 10 Miliar

"Sebenarnya itu semua karena niat, kan? Kalau hitungannya dia merokok satu hari tiga bungkus, itu sudah hampir Rp 75.000, kan?" kata Yasin.

Yasin mengatakan, biaya sewa Rusun Marunda berkisar di angka Rp 150.000 per bulannya tergantung luas dan ketinggian lantai unit tersebut.

Ia menambahkan, jumlah tunggakan terbanyak oleh seorang warga mencapai angka Rp 30 juta.

"Itu sudah sekitar tiga tahun nunggak-nya," kata Yasin.

Suasana Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, Jumat (19/2/2016).Dian Ardiahanni/Kompas.com Suasana Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, Jumat (19/2/2016).
Hal itu dibenarkan seorang warga yang bernama Ida. Ia mengatakan, banyak warga yang menyepelekan pembayaran tagihan rusun. Akibatnya, tunggakannya semakin membengkak.

"Itu mah pada nyepelein aja, dikira murah sedikit-sedikit, tapi jadi gunung. Kalau saya mending dicicil sedikit demi sedikit tiap bulaannya. Kalau tiba-tiba langsung ditagih berapa juta, ya, langsung habis duit kita. Makanya dicicil saja sekalian menabung," katanya.

Baca juga: Tutupi Tunggakan, Penghuni Rusun Pulogebang Diberdayakan Membuat Batik

Isu pemutihan

Yasin menjelaskan, isu pemutihan atau pelunasan utang secara cuma-cuma yang sempat beredar di kalangan warga rusun membuat mereka semakin malas membayar tagihan.

Namun, isu pemutihan yang disebut berasal dari anggota DPRD tak kunjung terealisasi. Akibatnya, jumlah tunggakan warga semakin membengkak ditambah dengan denda atau bunga yang tidak sedikit.

"(Dendanya) itu tunggakan pertama, kedua, ketiga semakin besar, jadi semakin lama nunggak-nya, semakin besar dendanya. Dendanya ini sudah lebih besar dari pokok utang," kata Yasin.

Baca juga: Pengelola Sebut Penghuni Malas Bayar Sewa Rusun Marunda karena Isu Pemutihan

Yasin juga menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melempar wacana pemutihan tersebut. Menurut dia, hal itu tidak memberi keadilan bagi warga yang rutin membayar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com