Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips agar Terhindar dari Kejahatan "Skimming"

Kompas.com - 04/04/2018, 10:54 WIB
Sherly Puspita,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejahatan skimming atau pemalsuan identitas nasabah bank masih menghantui warga Indonesia. Sejumlah kelompok masih berkeliaran melancarkan kejahatan yang berasal dari Eropa Timur ini.

Baru-baru saja polisi kembali mengamankan empat orang WNA dari Bulgaria Taiwan dan Chili yang terlibat dalam kasus skimming. Bisa jadi di luar sana praktik kejahatan semacam ini masih berlangsung.

Kanit 4 Subdit Resmob AKP Rovan Richard Mahenu memiliki sejumlah tips agar warga Indonesia terhindar dari kejahatan skimming. Tips ini ditujukan untuk para nasabah dan pihak bank.

Baca juga : Kapolda Beri Penghargaan 3 Sekuriti yang Bantu Ungkap Kasus Skimming

Untuk nasabah bank

Suasana saat pergantian kartu ATM Bank BRI di Kantor Cabang Bank BRI Depok, Kota Depok, Minggu (25/3/2018). Penggantian kartu ATM dimaksudkan sebagai upaya percepatan migrasi kartu dari teknologi pita magnetik ke teknologi cip yang diyakini dapat mengurangi risiko skimming. Proses penggantian kartu dilakukan tanpa dikenakan biaya serta pemberitahuan terus dilakukan melalui SMS blast, layar ATM BRI serta media sosial BRI.MAULANA MAHARDHIKA Suasana saat pergantian kartu ATM Bank BRI di Kantor Cabang Bank BRI Depok, Kota Depok, Minggu (25/3/2018). Penggantian kartu ATM dimaksudkan sebagai upaya percepatan migrasi kartu dari teknologi pita magnetik ke teknologi cip yang diyakini dapat mengurangi risiko skimming. Proses penggantian kartu dilakukan tanpa dikenakan biaya serta pemberitahuan terus dilakukan melalui SMS blast, layar ATM BRI serta media sosial BRI.
Para pelaku skimming biasanya memasang kamera kecil di kanopi tombol masukan password. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pin nasabah bank.

Selain itu, mereka juga memasang alat perekam di dalam tempurung insert card. Biasanya, mereka memasang perekam dengan cara membobol tempurung insert card, memasang perekam dan menutupnya kembali. Di sejumlah kasus ada yang menutup cangkang insert card dengan lem.

Rovan mengimbau para nasabah menutup dengan tangan kiri saat tangan kanan tengah mengetikkan pin ATM. Hal ini dianjurkan untuk mencegah kamera merekam pin masukan.

Baca juga : Terungkapnya Tiga Kasus Skimming oleh WNA Berkat Sekuriti Bank

"Selain itu, kalau mau memasukkan ATM di insert card harus dipastikan dulu insert card-nya dalam kondisi kencang, tidak ada bekas goresan dan tidak ada lem," ujarnya.

Jika nasabah menemukan kejanggalan pada insert card atau menemukan kamera di kanopi masukan pin ATM, disarankan segera melapor petugas keamanan.

Untuk pihak bank

Selain nasabah, pihak bank pun perlu proaktif dalam melindungi data nasabahnya.

Beberapa waktu lalu, nasabah disarankan mengganti kartu ATM magnetiknya dengan kartu ber-chip. Untuk sementara cara ini terbukti aman. Namun pihak bank perlu meng-upgrade sistem keamanan data nasabahnya agar tak "kecolongan".

Baca juga : Kenakan Topi dan Baju Lengan Panjang, Cara WNA Pelaku Skimming Samarkan Identitas

Petugas saat mengumpulkan persyaratan nasabah untuk melakukan pergantian kartu ATM Bank BRI di Kantor Cabang Bank BRI Depok, Kota Depok, Minggu (25/3/2018). Penggantian kartu ATM dimaksudkan sebagai upaya percepatan migrasi kartu dari teknologi pita magnetik ke teknologi cip yang diyakini dapat mengurangi risiko skimming. Proses penggantian kartu dilakukan tanpa dikenakan biaya serta pemberitahuan terus dilakukan melalui SMS blast, layar ATM BRI serta media sosial BRI.MAULANA MAHARDHIKA Petugas saat mengumpulkan persyaratan nasabah untuk melakukan pergantian kartu ATM Bank BRI di Kantor Cabang Bank BRI Depok, Kota Depok, Minggu (25/3/2018). Penggantian kartu ATM dimaksudkan sebagai upaya percepatan migrasi kartu dari teknologi pita magnetik ke teknologi cip yang diyakini dapat mengurangi risiko skimming. Proses penggantian kartu dilakukan tanpa dikenakan biaya serta pemberitahuan terus dilakukan melalui SMS blast, layar ATM BRI serta media sosial BRI.
Selain itu, pencegahan aksi skimming juga dapat dilakukan petugas keamanan yang berjaga di gerai ATM. Rovan mengatakan, biasanya pelaku skimming akan menggunakan pakaian tertutup dan topi untuk menyamarkan identitasnya sebagai warga negara asing.

"Pelaku skimming ini kebanyakan WNA, biasanya juga mereka menghabiskan cukup banyak waktu di dalam gerai ATM. Ini yang perlu jadi perhatian," kata dia.

Para pelaku skimming butuh wakti sekitar 10 menit untuk membuka tempurung insert card dan memasang alat perekam. Rovan mengimbau para sekuriti untuk memperhatikan gerak-gerik nasabah di dalam gerai ATM.

"Selain itu, pengecekan mesin ATM secara berkala juga sangat membantu. Biasanya insert card yang telah dipasangi perekam kondisinya sudah tidak kencang, terdapat goresan hingga bekas lem," ujarnya.

Dengan berbagai tips tersebut diharapkan kejahatan skimming dapat segera dihentikan.

Kompas TV Berikut laporan dari Jurnalis Kompas TV, My Sister Tarigan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com