Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anies dan Kadishub DKI Bantah Pengakuan Ratna Sarumpaet...

Kompas.com - 05/04/2018, 07:14 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

"Jadi, kalau petugas kami menindak, lalu ada yang keberatan, ada prosedurnya untuk protes. Ada tata caranya. Apabila tindakan itu benar, jalan terus. Jika salah, ada tata caranya untuk pemerintah mengganti rugi. Jadi, ikuti prosedur saja," kata Anies.

Kata Kadishub

Bantahan Anies soal Ratna juga dibenarkan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah.

Andri mengaku tidak pernah mendapat telepon dari Anies ataupun staf Anies terkait masalah ini.

Andri juga tidak mendapat perintah dari Anies mengantar mobil Ratna yang telah diderek petugas Dishub sebelumnya.

Baca juga: Kadishub DKI: Tak Ada Bukti Permohonan Maaf Petugas Dishub ke Ratna Sarumpaet

"Sekarang begini, kalau dia katakan telepon A, B, C, itu, kan, baru kata dia. Faktanya saya enggak dihubungi sama Pak Gubernur, enggak dihubungi stafnya Pak Gubernur, tidak dihubungi pejabat yang lain, tidak ada intervensi," kata Andri.

Ia juga membantah pengakuan Ratna soal petugas Dishub yang datang meminta maaf. Menurut Andri, pernyataan mengenai itu hanya datang dari Ratna Sarumpaet.

Meski demikian, Andri mengatakan, Ratna boleh-boleh saja mengklaim seperti itu.

Baca juga: Anies Mengaku Tak Terima Telepon Ratna Sarumpaet

"Boleh enggak dia ngomong begitu? Boleh. Tetapi, ada bukti enggak bahwa ada permohonan maaf dari petugas Dishub ke dia? Enggak ada, kan," ujar Andri.

Klarifikasi Ratna

Kemarin, Ratna mengklarifikasi pernyataannya sebelumnya.

Ratna menyebut, petugas Dishub tidak meminta maaf saat mendatangi rumahnya untuk mengembalikan mobil yang sebelumnya diderek.

Ratna mengatakan, petugas Dishub bertemu stafnya saat mobil dikembalikan.

Baca juga: Selain Mobil Ratna Sarumpaet, Dishub DKI Juga Derek Mobil Lain

Dari laporan staf Ratna, petugas itu datang karena diminta atasannya mengembalikan mobil. Saat itu, Ratna mengira petugas itu juga menyampaikan permintaan maaf.

"Dia bertemu sama anak buah saya, tetapi apakah dia minta maaf sama anak buah saya, saya enggak tahu, tetapi dia mengatakan kepada staf saya bahwa dia diminta bertemu saya, makanya asumsi saya, saya pikir dia mau minta maaf," ujar Ratna.

Kompas TV Ratna membantah meminta Anies membantunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com