JAKARTA, KOMPAS.com — Baru-baru ini masyarakat dikejutkan peristiwa tewasnya puluhan orang secara beruntun setelah menenggak minuman keras oplosan.
Peristiwa itu terjadi di sejumlah daerah di Jabodetabek, mulai dari Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, dan Bekasi.
Para korban membeli miras oplosan tersebut di warung-warung jamu. Miras tersebut tidak bermerek, bahkan hanya terbungkus plastik bening.
Harganya pun tak mahal, hanya Rp 15.000 hingga Rp 20.000.
Baca juga: Puluhan Tewas karena Miras Oplosan, Muhammadiyah Desak Pemerintah Bersikap
Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com mencatat ada 28 korban tewas akibat miras oplosan.
Belum diketahui kandungan apa yang terdapat dalam miras hingga menewaskan puluhan korban.
Polisi bekerja sama dengan toksikolog untuk mengungkap hal tersebut.
8 orang tewas di Jakarta Selatan
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, korban tewas akibat mengonsumsi miras oplosan terus bertambah.
Data terakhir disebutkan, korban mencapai delapan orang.
Ia mengatakan, 3 korban meninggal di RS Fatmawati, 3 korban meninggal di RSUD Pasar Minggu, dan 2 korban lainnya meninggal di RS Zahira, Pasar Minggu.
Baca juga: Tewas Seusai Tenggak Miras Oplosan, Pembuluh Darah Organ Dalam Gus Bonek Pecah
"Ternyata reaksi akibat mengonsumsi miras oplosan ini berbeda-beda. Ada yang sehari, ada yang dua hari," kata Indra di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (4/4/2018).
Seorang pedagang miras oplosan berinisial RS yang dibekuk polisi di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018) pagi, telah ditetapkan sebagai tersangka.
8 tewas di Depok