JAKARTA, KOMPAS.com - PT Delta Djakarta memang memberikan dividen kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang merupakan salah satu pemegang saham.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Michael Rolandi mengatakan tahun lalu dividen yang diterima Pemprov DKI mencapai Rp 37 miliar.
Namun, jumlah tersebut dinilai tidak signifikan dengan total pendapatan asli daerah (PAD) Pemprov DKI yang mencapai Rp 40 triliun.
"Ya dividen memang bagian dari pendapatan. Kalau ditanya signifikan atau tidak, pendapatan Pemprov dari seluruh pendapatan berapa tuh? Rp 40 triliun," ujar Michael di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (9/4/2018).
Michael mengatakan rencana melepas saham PT Delta Djakarta Tbk pun sedang dikaji. Untuk melepas saham, harus ada koordinasi terlebih dahulu dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca juga : Sandiaga: Ada Kajian-kajian Sebelum Kami Divestasi PT Delta
Michael mengatakan belum ada pembicaraan formal dengan dua lembaga itu terkait pelepasan saham PT Delta Djakarta.
Michael ditanya apakah pelepasan saham PT Delta Djakarta akan berdampak pada pendapatan Pemprov DKI. Dia mengatakan sumber PAD bukan berasal dari dividen PT Delta Djakarta saja.
"Dividen itu kan bagian dari investasi. Investasi Pemprov kan ada di BUMD juga, enggak hanya di Delta, banyak," ujar Michael.
Dengan kepemilikan saham hampir 30 persen, Pemprov DKI menempatkan pejabat mereka dalam jajaran komisaris PT Delta. Michael sendiri merupakan komisaris di perusahaan tersebut. Dari sisi PT Delta Djakarta, kata Michael, mereka hanya menunggu keputusan pemegang sahamnya.
Baca juga : Menunggu Realisasi Janji Anies-Sandi Jual Saham Bir yang Untungkan DKI
Adapun, pelepasan saham perusahaan bir tersebut merupakan janji Sandiaga dan pasangannya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat berkampanye pada Pilkada DKI 2017.
Pemprov DKI memiliki saham sebesar 26,25 persen di PT Delta Djakarta Tbk. PT Delta Djakarta memegang lisensi produksi dan distribusi beberapa merek bir internasional. DKI sudah menanam saham di perusahaan itu sejak 1970.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.