Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Hadirkan Saksi Bom Gereja Oikumene di Sidang Aman Abdurrahman

Kompas.com - 10/04/2018, 14:30 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada Januari 2016 dengan terdakwa Aman Abdurrahman kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/4/2018).

Dalam persidangan hari ini, jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan saksi kasus pelemparan bom molotov ke Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.

Kedua saksi adalah ketua RT setempat, Mochamad Abdul Malik dan Sandi Santoso. 

Dalam kesaksiannya, Malik dan Sandi kembali menjelaskan peristiwa bom di teras Gereja Oikumene pada 13 November 2016.

Baca juga: Aman Abdurrahman Mengaku Belum Pernah Bertemu Abu Bakar Baasyir

Malik mengatakan, peristiwa itu terjadi pukul 10.00 waktu setempat. Dia diberitahu polisi bahwa di lingkungannya terjadi peledakan bom.

Saat mendatangi lokasi kejadian, Malik hanya melihat bangkai-bangkai motor yang terbakar karena korban sudah dievakuasi.

Malik mengetahui pelaku peledakan bom itu bernama Juhanda. Dia hanya mengetahui sosok Juhanda, tetapi tidak mengenalnya.

Baca juga: Ledakan Terjadi di Depan Gereja Oikumene Samarinda

Juhanda adalah penjaga Masjid Al Mujahidin di lingkungan RT 004 yang dipimpinnya.

Malik kemudian menjelaskan soal masjid yang juga menjadi tempat tinggal Juhanda itu.

Menurut Malik, kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid tersebut berbeda dengan kegiatan di masjid lainnya.

Baca juga: Tiga Korban Ledakan Bom Gereja Oikumene Samarinda Mulai Membaik

Terdakwa Aman Abdurrahman alias Oman menjalani sidang keterangan saksi di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Jumat (23/2/2018). Aman Abdurrahman didakwa sebagai salah satu orang yang terlibat dalam teror bom di Jalan MH Thamrin, dan yang merencanakan atau menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Terdakwa Aman Abdurrahman alias Oman menjalani sidang keterangan saksi di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Jumat (23/2/2018). Aman Abdurrahman didakwa sebagai salah satu orang yang terlibat dalam teror bom di Jalan MH Thamrin, dan yang merencanakan atau menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme.
"Warga sekitar rata-rata sudah tahu dan tidak sesuai kebiasaan warga setempat. Warga hanya sekadar shalat, kalau pengajian tidak ada yang ikut kumpul," kata Malik saat bersaksi dalam persidangan.

Sandi yang menjadi ketua RT 003 juga mengaku mengetahui Juhanda. 

Jauh sebelum pengeboman, Sandi menyebut, sekitar masjid yang ditinggali Juhanda sering diadakan berbagai latihan. Namun, bukan warga setempat yang latihan di sana.

Baca juga: Pengakuan Saksi Kejadian Bom Gereja Oikumene

"Dulunya itu sekitar tahun 2008. Itu latihan memanah dan lain-lain," ujar Sandi.

Selain itu, Sandi dan Malik juga pernah diingatkan aparat kepolisian mengawasi Juhanda. Sebab, Juhanda juga sebelumnya terlibat kasus terorisme.

"Kata aparat, tolong diperhatikan karena dia (Juhanda) pernah terlibat bom," kata Malik.

Penasihat hukum Aman Abdurrahman, Asrudin Hatjani, tidak memberikan pertanyaan apa pun kepada kedua saksi yang dihadirkan jaksa.

Baca juga: Aman Abdurrahman Bantah sebagai Pimpinan Tertinggi ISIS di Indonesia

Asrudin beralasan keterangan kedua saksi tidak berkaitan dengan Aman.

"Kami tidak akan bertanya dan menanggapi karena menurut kami tidak ada kaitannya," ucap Asrudin.

Adapun Aman Abdurrahman didakwa menggerakkan orang melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk bom Thamrin.

Baca juga: Aman Abdurrahman Disebut Pengaruhi Abu Bakar Baasyir Berbaiat ke ISIS

Aman menggerakkan orang untuk melakukan teror dengan berceramah. Materi ceramah itu diambil dari buku seri materi tauhid karangannya sendiri.

Selain saksi kasus bom Samarinda, jaksa juga pernah menghadirkan terpidana bom Samarinda dan orang-orang yang berkaitan dengan bom Kampung Melayu dan lainnya.

Kompas TV Sidang dengan terdakwa Aman Abdurahman alias Abu Sulaiman menghadirkan tiga orang saksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com