Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Saudara Satu Marga, Polisi Gadungan ini Lakukan 20 Kali Penipuan

Kompas.com - 11/04/2018, 21:09 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - TM (51), RM (42), dan ES (49) ditangkap polisi karena telah menipu 20 korban selama dua tahun.

Dalam melancarkan aksinya, TM selalu mengaku sebagai polisi dan sebagai keluarga satu marga korban-korbannya.

"TM mengaku sebagai orang Sumatera Utara. Kepada korbannya, mereka mengaku polisi dan bermarga sama. Aksinya yang terakhir dilakukan pada April 2018," ujar Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2018).

Baca juga: Perwira Polisi Dianiaya Polisi Gadungan, Dua Pelaku Ditangkap Warga

Ia menambahkan, pada kasus terakhir, TM meminta nomor telepon calon korban kepada kakak kandungnya.

Calon korban merupakan sahabat baik kakak TM.

"Tidak hanya mencari nomor telepon, TM juga mencari informasi silsilah dan keluarga korban. Setelah mendapatkan silsilah keluarga korban, TM menghubungi korban melalui telepon," katanya. 

Melalui telepon, TM mengaku keluarga korban dengan menceritakan silsilah keluarga dan mengaku sebagai Kapolsek di Papua yang akan dimutasi ke Polsek di Cileungsi, Bogor.

Baca juga: Jadi Polisi Gadungan, Remaja 14 Tahun di AS Ditahan

"Karena TM menceritakan silsilah keluarga korban, sehingga korban percaya kepada pelaku. Kemudian pelaku memanggil korban dengan panggilan 'Bapa Uda' yang artinya korban adalah adik dari bapak pelaku," ujar Ade. 

Setelah itu, TM mengaku membeli rumah di kawasan Kota Wisata Cibubur dan akan mengambil sertifikat rumah tersebut dari kantor notaris dengan biaya Rp 10 juta.

Pelaku meminta bantuan korban untuk membayarnya.

Baca juga: Polisi Ringkus Penipu Bermodus Polisi Gadungan

Setelah sepakat, TM memberikan nomor rekening dan memperkenalkan pelaku berinisial RM sebagai pihak yang akan membantu mengurus sertifikat tersebut.

"RM menghubungi korban dan mengatakan uang untuk mengambil sertifikat tersebut kurang Rp 22 juta sehingga korban kembali mengirimkan uang tersebut," tuturnya.

Tak berhenti sampai di situ, TM kembali menghubungi korban dan mengaku barang-barangnya yang dikirim dari Papua tertahan di kargo pelabuhan Tanjung Priok. Kepada korban, TM mengaku membutuhkan biaya untuk mengeluarkan barang tersebut sebesar Rp 30 juta. 

Baca juga: Polisi Gadungan Tipu 12 Kepala Desa, Pungut Uang Rp 100.000-Rp 450.000

"Nah, uang transferan korban dipegang tersangka ES. Setelah uang ditransfer korban, ES akan mengambil uang tersebut dan membagi-bagikan kepada pelaku lainnya," kata Ade. 

Kecurigaan korban timbul ketika TM kembali menelepon dan menawarkan motor Harley Davidson milik temannya yang baru dibeli Rp 750 juta dengan harga jual Rp 250 juta.

"Saat itu, korban diminta membayar uang muka Rp 5 juta. Merasa ditipu, korban melaporkan kepada polisi dan ketiga pelaku yang berdomisili di Jakarta ini akhirnya dibekuk," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com