Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Gajah Jadi Agen Pendamai antara Kaumnya dan Manusia...

Kompas.com - 14/04/2018, 08:48 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Derasnya arus migrasi penduduk ke wilayah Way Kambas, Lampung Timur membuat habitat para gajah kian tergusur.

Di satu sisi, manusia membutuhkan lahan untuk hidup dan bercocok tanam, sedangkan di lain sisi, para gajah kian kehilangan tempat tinggal dan variasi makanan. Alhasil, konflik pun tak terhindarkan.

Kala itu, gajah liar kerap memasuki lahan pertanian penduduk untuk mendapatkan makanan yang lebih variasi. Lahan pertanian rusak, hasil pertanian "dicuri", petani pun merugi.

Berbagai cara dilakukan para penduduk untuk mengusir gajah liar, mulai dari menyalakan obor, memasang bandul api, hingga jerat. Tak jarang, cara-cara ini melukai gajah. Banyak gajah akhirnya ditemukan terluka hingga mati sia-sia.

Selama bertahun-tahun, gajah liar dan manusia di kawasan Way Kambas, Lampung Timur tak bersahabat.

Hingga akhirnya, Elephant Response Unit (ERU) hadir. Para pekerja di pusat konservasi gajah di kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung itu mencoba mendamaikan manusia dan gajah.

ERU membuat sejumlah pos di sekitar lahan pertanian warga yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Way Kambas untuk melakukan monitoring.

Gajah-gajah liar yang terluka dirawat dan dilatih oleh petugas ERU. Para gajah diajarkan untuk memerintahkan kawanan gajah liar mundur ketika hendak memasuki lahan pertanian warga.

Latihan-latihan keterampilan lain pun diajarkan agar gajah dapat membantu manusia melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan tenaga ekstra seperti merobohkan pohon dan menarik kendaraan.

Baca juga : Terjebak di Lumpur, Gajah Winggo Baru Bisa Diselamatkan 8 Jam Kemudian

Kini, para gajah terlatih bersahabat dengan warga sekitar pos ERU. Kedua pihak bekerja sama memantau gajah liar.

Mahout memandikan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jinak di kamp Elephant Response Unit (ERU) Kamp Margahayu, Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Minggu (30/7/2017).  Gajah-gajah jinak milik Elephant Response Unit dilatih untuk digunakan mengatasi konflik gajah liar dengan warga di sekitar kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Mahout memandikan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jinak di kamp Elephant Response Unit (ERU) Kamp Margahayu, Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Minggu (30/7/2017). Gajah-gajah jinak milik Elephant Response Unit dilatih untuk digunakan mengatasi konflik gajah liar dengan warga di sekitar kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas.
Saat gajah liar terdeteksi di dekat tanggul perbatasan, warga akan melakukan blokade di sekitar tanggul.

Dengan bantuan gajah terlatih dan suara petasan yang dibunyikan warga, para gajah liar akan kembali ke kawasan taman nasional.

Berkat kerja sama antara warga dan para gajah terlatih, konflik antara warga dan para gajah liar menurun secara signifikan.

Gajah terlatih seolah-olah tengah berdiplomasi. Ia menjadi agen pendamai antara gajah liar dan manusia agar tak ada pihak yang tersakiti.

Selengkapnya mengenai diplomasi para gajah ini bisa Anda ikuti dalam "Visual Interaktif Kompas (VIK) Diplomasi Para Gajah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com