Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izin Usaha Dicabut, Diskotek Exotic Merasa Dibinasakan

Kompas.com - 16/04/2018, 13:32 WIB
Rima Wahyuningrum,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Diskotek Exotic menyatakan, tidak bisa melawan keputusan Pemprov DKI yang mencabut izin usaha tempat hiburan malam tersebut. Tetapi, mereka menilai, Pemprov DKI seharusnya tidak sampai mengeluarkan keputusan yang membinasakan usaha mereka.

Sebelumnya, Pemprov DKI melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) sudah mencabut Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) atau izin usaha Diskotek Exotic.

"Ya namanya juga tempat hiburan, mau dari sisi manapun kita enggak bisa melawan. Kita perlu dibina, bukan dibinasakan," kata Humas Diskotek Exotic Tete Martadilaga, kepada Kompas.com, Senin (16/4/2018).

Baca juga : Pemprov DKI Resmi Cabut Izin Usaha Sense Karaoke dan Diskotek Eksotik

Nama Diskotek Exotic, masuk dalam daftar tempat hiburan yang izin usahanya dicabut. Mereka diberi waktu lima hari untuk berbenah dan menutup tempat mereka sendiri.

Pencabutan izin usaha itu keluar pasca seorang pria bernama Sudirman (47), ditemukan tewas akibat overdosis narkoba, Senin (2/4/2018) lalu, di diskotik yang berlokasi di Sawah Besar, Jakarta Pusat tersebut.

Baca juga : Pengunjung Tewas Diduga Overdosis, Izin Usaha Diskotek Eksotik Direkomendasikan Dicabut

Tete mengatakan, akibat kejadian tersebut, tempatnya sempat disegel selama 4 hari untuk penyelidikan.

"Karena TKP-nya di lantai 3, selama 4 hari sambil menunggu pihak kepolisian. Makanya, kok, kita kadang kayak enggak bisa berkutik juga. Dari pemda harusnya nunggu hasil dari kepolisian (sebelum menutup)," kata Tete.

Baca juga : Anies Bilang Punya Bukti untuk Tutup Diskotek Eksotik

Ia menambahkan, Exotic masih beroperasi hingga hari ini. Mereka membuka usahanya mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.

"Ya kalau pemda mau tutup, apa boleh buat. Mereka yang punya kuasa, harusnya kita dilindungi dan dibina. Kita sudah berusaha mengikuti aturan semaksimal mungkin. Exotic sudah lama sepi. Karena emang enggak menyediakan barang-barang narkoba, hanya minuman" ujar Tete.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com