Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbongkarnya Bisnis Jual Beli Data Nasabah Bank via Situs Web

Kompas.com - 17/04/2018, 10:51 WIB
Sherly Puspita,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ahli IT berinisial IS menggunakan keahliannya untuk tindakan tidak terpuji. Pasalnya, ia menciptakan website bernama temanmarketing.com sebagai 'lapaknya' menjajakan ribuan database nasabah bank.

Kompas.com mencoba membuka website tersebut menurut tautan yang dikirim oleh Panit 2 Unit 2 Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Abdul Rahman, melalui pesan singkat.

Dalam halaman pembuka website, terdapat menu show category. Sub-menu di dalam menu show category sangat beragam. Mulai dari sub-menu download database, jual database nasabah, jual database nomor ponsel, hingga jual database nasabah prioritas.

Dalam website tersebut, IS melakukan unggahan terakhir pada tanggal 12 April 2018 dengan judul unggahan "Jual Database Nasabah Perbankan Khusus Kabupaten Bandung Soreang".

Baca juga : Pemilik Situs Temanmarketing.com yang Jual Data Nasabah Bank Berdalih untuk Bantu Pemasaran Produk

Unggahan tersebut, berupa artikel singkat yang menyebutkan penjualan database dilakukan dengan dalih memperlancar pekerjaan marketing dalam menawarkan produknya.

IS juga mencantumkan nomor ponsel dan email yang digunakan untuk pemesanan.

Melalui laporan sejumlah bank, akhirnya polisi menangkap IS. Kepada polisi, ia mengaku menjual 1.000 database nasabah bank dengan harga sekitar Rp 1 juta.

Meskipun mengaku sebagai pemilik dan pembuat website, IS mengaku mendapatkan ribuan data nasabah tersebut dari pemilik website lainnya.

IS mengaku, membeli database-database tersebut kepada pemilik website sebelumnya dengan harga yang sama, yaitu Rp 1 juta per 1.000 data.

"Tapi, kan IS dapat menjual data itu berkali-kali. Jadi keuntungannya dari situ," ujar Abdul di Mapolda Metro Jaya, Senin (16/4/2018).

Baca juga : Pemilik Situs Web Jual Beli Data Nasabah Seorang Ahli IT

Bobol kartu kredit

Abdul mengatakan, para pelanggan IS menggunakan database-database tersebut, untuk membobol kartu kredit nasabah aktif. Hal ini seperti yang dilakukan salah satu pelanggan IS berinisial NM.

Ada dua metode yang ia lakukan. Metode pertama, adalah berpura-pura menjadi nasabah bank. Metode kedua, adalah dengan berpura-pura sebagai pihak bank yang menginformasikan kerusakan kartu kredit nasabah.

Pada metode pertama, setelah mendapatkan data para nasabah, NM dan rekannya yang berinisial TA mengecek data mana yang masih merupakan nasabah aktif.

Kemudian mereka menghubungi call centre bank tertentu, mengaku sebagai nasabah bank dan meminta kepada customer service bank, untuk meng-update atau memperbaharui nomor ponsel data nasabah itu dengan dalih kartu kreditnya sedang mengalami kerusakan.

Baca juga : Polisi Minta Warga Waspadai Pembobolan ATM dengan Modus Ganjal ATM

Halaman:


Terkini Lainnya

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com